Rabu, November 29

HUT PGRI KE-78 & HGN CABANG KAUBUN "TRANSFORMASI GURU WUJUDKAN INDONESIA MAJU"

HUT PGRI KE-78 & HGN, Rabu (29/11/20203) bertempat di lapangan SMP Negeri 1 Kaubun dilaksanakan upacara perayaan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) cabang kaubun. Sekira jam 08.30 wita upacara dimulai. Hadir sebagai tamu undangan dalam kegiatan ini Kapolpos Kaubun, BabinKamtibmas, Babinsa, staff Korwil Pendidikan, Kades, UPT. Pertanian, UPT. Kesehatan, Pengawas Pendidikan, seluruh Kepala Sekolah, Tokoh Pendidik/Kependidikan, Alumni PGRI dan stakeholder. Perayaan kali ini berbeda dengan perayaan tahun sebelumnya, jika sebelumnya dilaksanakan tepat pada tanggal 25 November maka tahun ini dilaksanakan tiga hari setelah HUT yaitu pada tanggal 29 November hal ini terjadi karena padatnya kegiatan kepala sekolah dan dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur. 

Tenaga pendidik dan kependidikan disemua jenjang mulai dari Paut, TK, SD, SMP, dan SMA se-Kecamatan Kaubun ikut andil menjadi peserta upacara dan tidak ketinggalan juga siswa-siswi SMAN 1 Kaubun, SMPN 1 Kaubun, dan SDN 004 Kaubun. Tidak semua siswa dan siswi diturunkan dalam upacara ini karena lapangan atau tempat tidak mampu menampung segenap peserta. Hanya beberapa dari siswa-siswi SMAN, SMPN 1, dan SDN 004 yang terpilih menjadi peserta upacara. 

Pembina upacara dalam hal Ketua PGRI Cabang Kaubun menyampaikan amanat dengan membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim "Apresiasi kepada semua guru, tenaga pendidikan, pemerintah daerah, para pemangku kepentingan pendidikan yang telah menciptakan perubahan dan inovasi yang sangat luar biasa dengan penerapan Kurikulum Merdeka" Tegas pak menteri lewat Budi Handoko.  Lanjut beliau "Pada peringatan HUT PGRI Ke 78 dan Hari Guru Nasional tahun ini, mari kita gaungkan semangat kepedulian dengan balutan sikap optimis untuk kembali memulihkan negeri ini, mari kita bergerak bersama sama untuk memulihkan kembali pendidikan di bumi pertiwi ini".

Sebelum upacara dimulai para peserta dan tamu undangan disuguhkan tari kreasi persembahan dari siswi SMA Negeri 1 Kaubun yang dimainkan oleh Salbiatul Munauwah dan kawan-kawannya.  Siswi binaan Syarifah Raudah (Guru SMA) ini tampil memukau, menghipnotis semua mata yang menontonnya. 

Kemudian setelah rangkaian acara selesai dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan dan bingkisan kepada alumni PGRI yang diwakili oleh Sujadi Mulyo dan Herman Senda. Penghargaan ini diserhakan oleh ketua PGRI cabang Kaubun dilanjutkan dengan 
Penyerahan Piala dari kegiatan Merdeka belajar CUP (sekadar informasi bahwa siswa SMP club sepak bola 
menjadi juara dua pada ajang Festival Sepak Bola Jenjang SMP yang bertajuk ‘Merdeka Belajar Cup’ garapan Disdikbud Kutim, setelah melalui laga final belum mampu mengkandaskan perlawanan sengit dari tim asal Busang B di babak tos-tosan (pinalti) dengan skor 4-5. Dan setelah di waktu normal, bermain imbang sama kuat 2-2 yang berlangsung di Stadion Utama Kudungga, Sangatta, Sabtu (25/11/2023) pagi). Setelah itu foto bersama. Upacara selesai sekira pukul 10:00 wita dan dilanjutkan dengan lomba-lomba atau hiburan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.   

Adapun petugas upacaya pada perayaan ulang tahun PGRI dan HGN ke 78 kali ini yang bertindak sebagai pembina upacara adalah kepala SMPN 1 Kaubun yaitu Budi Handoko, SP. M.Pd., selaku ketua PGRI cabang Kaubun dan sekaligus 'tuan rumah', pemimpin upacara Subadri Payong, S.Pd., kemudian Protokol Anisa, S.Pd., pembaca sejarah singkat PGRI Zilvy Aulia, S.Pd., pembaca UUD 1945 Heru Prasetiyo, S.Pd., pembaca doa Ayatman, S.Pd., sedangkan dirjen Getrudis misa, S.Pd., dan Pengibar bendera Dian Saputri Maria Nona Wanti, S.Pd. 






Senin, November 27

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) DALAM KURIKULUM MERDEKA


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Capaian yang ditargetkan dimulai sejak Fase A dan berakhir di Fase F. Mulai Fase A - C jenjang SD (fase A kelas I dan II, fase B kelas III dan IV, fase C kelas V dan VI) kemudian fase D jenjang SMP (kelas VII, VIII dan IX) serta fase E dan F jenjang SMA (fase E kelas X dan fase F kelas XI dan XII). 

CP menjadi acuan untuk pembelajaran intrakurikuler. Sementara itu, kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak perlu merujuk pada CP, karena lebih diutamakan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang utamanya untuk mengembangkan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila yang diatur dalam Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Assesment Pendidikan (BSKAP) tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, CP digunakan untuk intrakurikuler, sementara dimensi profil pelajar Pancasila untuk Projek penguatan profil pelajar Pancasila.

CP dirancang dan ditetapkan dengan berpijak pada Standar Nasional Pendidikan terutama Standar Isi. Oleh karena itu, pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen tidak perlu lagi merujuk pada dokumen Standar Isi, cukup mengacu pada CP. Untuk Pendidikan dasar dan menengah (SD - SMA), CP disusun untuk setiap mata pelajaran. 

CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Oleh karena itu pengembang kurikulum operasional ataupun pendidik perlu menyusun dokumen yang lebih operasional yang dapat memandu proses pembelajaran intrakurikuler, yang dikenal dengan istilah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Jadi, pertama, Memahami Capaian Pembelajaran. kedua, merumuskan tujuan pembelajaran. ketiga, menyusun alur tujuan pembelajaran dari tujuan pembelajaran. keempat, merancang pembelajaran dan asesmen.  

Memahami CP adalah langkah pertama dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen untuk itu CP harus dipahami secara utuh, sistematis, dan universal. Untuk dapat memahami CP, pendidik perlu membaca dokumen CP secara utuh mulai dari rasional, tujuan, karakteristik mata pelajaran, hingga capaian per fase. Misalnya, perlu juga mengetahui CP untuk fase-fase sebelumnya (Fase A sampai C di SD) dan juga CP untuk fase-fase berikutnya (Fase D di SMP dan Fase E dan F di SMA) untuk mengetahui perkembangan yang telah dan akan dialami oleh peserta didik. Begitu juga pendidik di fase-fase lainnya.

Capaian Pembelajaran disampaikan dalam dua bentuk, yaitu (1) rangkuman keseluruhan elemen dalam setiap fase dan (2) capaian untuk setiap elemen pada setiap fase yang lebih terperinci. Saat membaca CP, gunakan beberapa pertanyaan berikut untuk memahami CP: (1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase? (2) Bagaimana kompetensi tersebut dapat dicapai? (3) Adakah ide-ide pembelajaran dan asesmen yang dapat dilakukan untuk mencapai dan memantau ketercapaian kompetensi tersebut?

misalnya dalam hal ini saya contohkan Capaian Pembelajaaran (CP) mata pelajaran Bahasa Indonesia. Elemennya "Meyimak" maka Capaian Pembelajarannya (CP)  adalah: 

Fase A (kelas I dan II di SD)

Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan minat pada tuturan yang didengar serta mampu memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan percakapan yangberkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Fase B (kelas III dan IV di SD)

Peserta didik mampu memahami ide pokok gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

fase C (kelas V dan VI di SD)

Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta, prosedur dengan mengidentifikasikan ciri objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari berbagai jenis teks informatif dan fiksi yang disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar) dan audio.

fase D ((kelas VII, VIII dan IX di SMP)

Peserta didik mampu menganalisis dan memaknai informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang tepat dari berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) audiovisual dan aural dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi dari topik aktual yang didengar.

fase E (kelas X di SMA)

Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.

fase F (kelas XI dan XII di SMA) 

Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak.

Dari setiap fase di atas dapat dilihat perbedaanya misalnya; pada fase A peserta didik diharapkan hanya menjadi penyimak yang baik dan penuh perhatian. Kemudian fase B peserta didik mampu memahami apa yang disimak. Lalu fase C peserta didik mampu menganalisis informasi yang disimak. Selanjutnya fase D peserta didik mampu memaknai informasi yang disimak. Setelah itu,  pada fase E dan F peserta didik diharapkan mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi yang disimak. Hal ini menunjukan kesinambungan CP dari fase ke fase. 

Jadi, Memahami Capaian Pembelajaran (CP) adalah langkah yang sangat penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Setiap pendidik perlu memahami apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas dari apakah mereka akan mengembangkan kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau silabusnya sendiri ataupun tidak. 

Capaian Pembelajaran (CP) ini sama seperti silabus dalam kurikulum 2013. CP sudah disiapkan atau sudah hadir dalam muatan kurikulum Merdeka pendidik atau guru tinggal menjabarkan dalam Modul Ajar masing-masing mata pelajaran. 



Kamis, November 16

IKHTIAR MENINGKAT MUTU PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROV. KALTIM ADAKAN WORKSHOP KEPALA SEKOLAH DAN GURU JENJANG SMA SE-KABUPATEN KOTA

Hotel Platinum Balipapan - Selasa, 14 November 2023 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggaran workshop yang diikuti oleh 145  orang peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Provinsi Kalimantan Timur.  Kegiatan ini bertema "Workshop Penyusunan Standar Operasinal Prosedur (SOP) Penyelenggaraan Pendidikan Jenjang SMA". Workshop  dilaksanakan di ballroom 2 lantai 3 hotel Platinum Balipapan Kalimantan Timur.

Sekedar informasi bahwa jumlah kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur adalah 7 Kabupaten dan 3 kota yakni kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Paser, Penajam Paser Utara, dan Mahakam Ulu. Sedangkan kotanya adalah kota Balipapan, Samarinda, dan Bontang. Kemudian jumlah Sekolah Menengah Atas adalah 166 sekolah. Jika data ini dikomparisakan dengan jumlah peserta maka, ada beberapa sekolah yang berhalangan hadir mengikuti workshop ini.

Worskop dimulai sekira pukul 19:00 wita atau jam  8 malam waktu indonesia tengah dengan agenda pembukaan kegiatan. Pembukaan diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur yakni Armin, S.Pd.. Mengawali sambutannya beliau menyampaikan permohonan maaf kepala dinas tidak bisa hadir membersamai peserta dalam kegiatan ini karena ada kegiatan dinas yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun demikian, Armin menyampaikan harapan kepala dinas agar workshop ini berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang baik pula.

Dalam sambutannya, Armin menjelaskan bahwa penting bagi dinas pendidikan untuk terus menerus untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui 8 standar pendidikan nasional. Tetapi pada kegiatan ini tidak semua 8 standar itu menjadi prioritas pelatihan khususnya dalam pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP), tetapi hanya 2 standar yakni standar pembelajaran dan standar pengelolaan karena hal ini sesuai dengan raport merah Kaltim pada Platform Merdeka Mengajar (PMP) atau rekomendasi Kementrian Pendidikan.  Provinsi Kalimantan Timur terlihat di PMM nilai standar pembelajaran dan standar pengelolaan masih dibawah standar minimal. Oleh karena itu, workshop ini diharapkan mampu memperbaiki nilai raport tersebut.

"Ayo kita meniru Negara-negara maju seperti Singapura, Taiwan, Jepang, dan Rusia misalnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang cukup baik khusunya pada standar pembelajaran dan standar pengelolaan pendidikan. SOP tersebut terpampang di sekolah mereka sebagai acuan warga sekolah untuk melakukan aktifitas. Dilaksanakan dengan konsisten, sistematis, dan efektif serta efisien. Harapanya pendidikan kita juga  khususnya Provinsi Kaltim bisa maju dan mandiri seperti negara-negara tersebut". Tegas Kepala Bidang Ketenagaan tersebut dengan lantang.

Lanjut beliau “Worskop ini harus ada produknya, harus ada hasilnya berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) agar bisa dibawa pulang dan bisa  diterapkan di sekolah masing-masing.” Armin juga menambahkan bahwa yang mengikuti workshop ini harusnya kepala sekolah tetapi mengingat ada kegiatan yang bersamaan, maka boleh diikuti oleh wakil kepala sekolah atau guru yang berkompeten. Harus diakui bahwa tugas kepala sekolah adalah tugas yang berat karena disatu sisi dia sebagai pemimpin sehingga menjadi tauladan, memberikan contoh yang baik bagi warga sekolah, sedangkan disisi lain kepala sekolah juga sebagai manajer yaitu pengelola sekolah, mengatur warga sekolah dan menata lingkungan sekolah. Dengan demikian, diharapkan kepada setiap kepala sekolah menjadikan tugas-tugasnya itu sebagai ibadah sehingga menjadi amal jariah.

Diakhir sambutannya, kepala bidang Ketenagaan yang disapa Armin itu menyampaikan bahwa raport pendidikan akan dijadikan acuan untuk melaksakan workshop - workshop selanjutnya demi meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan masing-masing sekolah akan dicluster sesuai nilai raport yang diperoleh untuk dibina lebih lanjut. Kemudian beliau meminta usul saran dari kepala sekolah dan guru, baik secara lisan maupun tertulis guna perbaikan dan kemajuan pendidikan di Kalimantan Timur khususnya dan umumnya di indonesia. Mengahiri sambutannya Armin menginformasikan bahwa  akan dipilih 3 orang peserta yang aktif dalam workshop ini untuk diajak jalan-jalan atau studi tiru ke kota Batam hal ini disampaikan agar peserta dirangsang agar intensif mengikuti workshop.

Seiring dengan selesainya sambutan kepala bidang Ketenagaan maka rangkain seluruh acara pembukaan Workshop Penyusunan Standar Operasinal Prosedur (SOP) Penyelenggaraan Pendidikan Jenjang SMA itupun selesai. Acara ditutup sekira pukul 21:30 wita.  Semua peserta dan panitia membubarkan diri menuju kamar masing-masing. 

Workshop sedianya dilaksanakan 2 hari yakni hari Rabu dan Kamis 15-16 November 2023 sedangkan hari Selasa 14 November registrasi dan pembukaan kemudian hari Jumat 17 November acara penutupan dan penyelesaian administrasi peserta. Berdasarkan rincian tersebut maka workshop dilaksanakan selama 4 hari sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh panitia. 















SEREMONIAL WORKSHOP; MENYIMAK SAMBUTAN PLT KEPALA DINAS PENDIDIKAN KALTIM

HORISON - Senin, 20 Oktober 2025 pukul 14.00 wita dilaksanakan pembukaan “Workshop Perhitungan dan Pemetaan Data Kebutuhan Guru Pendidikan M...