Ki Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk meciptakan manusia yang beradab, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama pembentukan karakter bangsa. Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan dan kebudayaan harus bergerak mengikuti tututan perubahan zaman. Kerangka dalam perubahan pendidikan itu sendiri diantaranya adalah kodrat keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak itu berada. Sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama yang dapat diartikan sebagai keadaan zaman dari waktu ke waktu. Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tindak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya mengubah jagung menjadi padi. Guru hanya dapat merawat menuntun tumbuhnya kodrat itu.
Kita sebagai guru tentunya harus bergegas beradaptasi terhadap kodrat keadaan, semangat untuk meningkatkan kapasitas diri agar bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks murid dan perubahan zaman saat ini.
Prinsip perubahan tersebut harus berlandaskan asas trikon yakni kontinuitas, konvergensi, dan konsentris. Kontinuitas maksudnya adalah kita harus melakukan dialog kritis dengan sejarah kita, kita harus menjaga nilai utama dari masayarakat kita karena perubahan harus berakar pada identitas utama masyarakat. Konvergensi maksudnya ialah nilai esensi dari budaya masyarakat harus dipegang, perubahan yang dilakukan harus menuju pada suatu titik yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Konsentris maksunya adalah Pendidikan harus memanusiakan dan memperkuat kemanusiaan dan tetap menghargai keragaman yang ada.
Selanjutnya diera globalisasi saat ini, murid harud memiliki kecakapan berpikir kritis dalam merespon dan menerima informasi, pengarus global harus disaring dan diseleksi agar selaras dengan nilai-nilai, norma, dan konteks budaya serta kearifan lokal. Hendaknya pendidik untuk tetap terbuka melakukan berbagai pembaharuan tetapi tetap harus waspada terhadap perubahan yang terjadi.
Setelah membaca filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran saya menjadi sadar bahwa selama ini saya masih belum optimal dalam menuntun anak didik saya. Oleh karena itu, melalui pendidikan yang akan saya dapatkan di Program Guru Penggerak nantinya saya akan berupaya dan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pendidikandan pengajaran yang sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Jika Saya memandang diri saya sebagai pembelajar (guru) dengan melakukan perubahan sesuai perkembangan zaman. Saya juga harus mengasah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian saya sebagai guru sehingga saya benar-benar menjadi pemimpin pembelajaran seutuhnya. Namun hal yang terpenting yang harus saya lakukan sebagai seorang guru adalah Memberikan contoh yang baik jika berada di depan “ing ngarso sung tuladha’ Kemudian Memberikan semangat kepada murid jika berada di tengah-tengah “ing madya mangun karsa” lalu Memberikan motivasi dan dorongan jika berda di belakang “ tut wuri handayani”. Selai itu saya juga harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. saya harus menempatkan diri sebagai among atau pembimbing, penasehat, pemberi motivasi dan penuntun segala kodrat anak. Selain itu juga saya harus tulus ikhlas mendidik anak sehingga anak menguasai kompetensinya untuk bekal hidupnya di masyarakat.
Kemudian, jika saya memandang diri saya sebagai pemelajar (murid) maka saya tidak boleh merasa puas dengan ilmu yang saya miliki. Saya tetap terus belajar sepanjang hayat agar ilmu yang saya miliki meningkat dan kemampuan saya terus bertambah. Saya juga harus taat dan patuh terhadap perintah guru.