Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

MAJELIS TA’LIM AL- DZIKRO UPT PENDIDIKAN KECAMATAN KAUBUN

Gambar
  “MARI KITA MENITI JALAN KEHIDUPAN MENUJU KECINTAAN ALLAH SWT DAN RASULNYA MELALUI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN” Sebagai pengantar tulisan ini, sedikit diuraikan tentang kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur tentang peningkatan kualitas keiman pelaku pendidikan baik tenaga pendidikan, tenaga kependidikan maupun peserta didik. Kebijakan tersebut diharapkan bertumpu pada pembentukan moral bangsa. Antara lain, penambahan jam pelajaran pendidikan agama islam dari 2 jam menjadi 4 jam pelajaran, apel pagi beserta doa bersama 15 menit sebelum proses belajar memngajar, dan pembentukan majelis ta’lim di satuan pendidikan kecamatan di kalangan guru-guru yang dipimpin oleh kepala UPT pendidikan setempat . Ketiga point tersebut diharapkan mampu diaktualisasikan dengan baik oleh pelaku pendidikan. Tulisan ini hanya menguraikan point yang ketiga yakni tentang majelis ta’lim. Sehingga, acungan jempul beserta dukungan kuat selalu kita diberikan kepada kepala UPT P

TUJUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH

A. Landasan Teori 1. Pengertian Kesehatan Sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak adalah orang yang berusia 0-12 tahun dan belum menikah. Pembinaan kesehatan anak dibagi atas dua bagian besar yaitu: a) Pembinaan kesehatan bayi, balita serta anak prasekolah ( kelompok umur 0-6 tahun). b) Pembinaan kesehatan anak usia sekolah ( kelompok umur 7-21 tahun). c) Perbedaan kelompok sasaran ini dilakukan karena adanya permasalahan yang berbeda yang memerlukan pola pembinaan kesehatan yang berbeda pula. 2. Tujuan Kesehatan Sekolah a) Tujuan Umum Menumbuhkan dan mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat yang memungkinkan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. b) Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan anak untuk menolong dirinya sendiri dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi melalui: • Penajaman kepekaan terhadap m

TA'LIM

Istilah ta’lim ini memiliki dua pola atau bentuk jamak (plural). Perbedaan bentuk jamak itu menimbulkan sedikit perbedaan arti, meskipun tidak begitu siknifikan untuk dibedakan. Pertama, ta’lim dengan pola jamak ta’alim mempunyai Sembilan arti, yakni: (1) information (berita), (2) advice (nasehat), (3) instruction (perintah), (4) direction (petunjuk), (5) teaching (pengajaran), (6) training (pelatihan), (7) schooling (pendidikan di sekolah), (8) education (pendidikan), dan (9) apprenticeship (bekerja sambil dengan belajar). Kedua, ta’lim dalam pola jamak ta’limat hanya berarti dua macam, yakni (1) directives (petunjuk), (2) announcement (pengumuman). Lafal ta’lim ini dalam Al-Qur’an disebut banyak sekali. Ayat yang oleh para ahli dijadikan dasar (rujukan) proses pengajaran (pendidikan) diantaranya adalah Q.S. Al-Baqarah, (2): 31-32. Yang artinya: “Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu

PRIA KATHOLIK BERCADAR MENYUSUP DI MAJELIS TA’LIM SALAFY

  Hari senin sore (16 April 2007), isteri saya yang baru pulang dari co-ass dari RSSA memberitahukan kepada saya, bahwa teman-teman akhowat isteri saya menceritakan kepadanya bahwa pada hari Ahad (15 April 2007) di Masjid As-Salam (Jl. Bendungan Sigura-gura, Malang) yang sedang berlangsung majelis ta’lim yang diasuh oleh al-Ustadz Abdulloh Hadhromi hafizhahullahu , disusupi seorang pria yang menyamar jadi akhowat. Berita ini –kata isteri saya- masuk di koran Radar Malang (Jawa Post Group). Beberapa hari kemudian, seorang ikhwan yang hadir di pengajian, mengirimkan kepada saya rekaman kejadian yang diambil dengan Handphone via email. Saya juga mendapatkan kronologis kejadian dan analisis yang disusun oleh seorang ikhwan terkait kejadian tersebut. Beberapa waktu sebelumnya, di Batu – Malang, di sebuah hotel terjadi kasus penghujatan kitab suci Al-Qur’an yang dilakukan oleh kalangan Nasrani yang ’aneh’-nya mereka semua berpakai pakaian layaknya kaum muslimin. Kasus in

LAWATA

Gambar
(Sarangge )Nama La wata tentu t i dak as i ng la g i bag i msyarakat B i ma maupun NTB. Karena nama Panta i yang i ndah d i p i ntu masuk Kota B i ma i n i memang sudah sejak la ma menjad i obyek w i sata anda la n bag i Kota B i ma. Nama La wata pun menjad i sa la h satu nama kompleks pemuk i man warga-warga B i ma yang ada d i mataram. Ya i tu d i sebe la h barat Gomong. Kenapa d i namakan La wata ? dan S i apa yang member i nama i tu ? Da la m buku Legenda Tanah B i ma sebaga i mana d i tul i s A la n Mal i ng i , La wata pertama kal i d i perkenalkan oleh para Ncuh i kepada sa la h seorang musaf i r dar i Jawa yang d i juluk i Sang B i ma. Pada saat i tu, Sang B i ma dengan i str i nya yang merupakan puter i sa la h seorang Ncuh i d i Tambora berkunjung ke I stana Ncuh i Dara d i pusat Kota. Upacara penyambutan oleh para Ncuh i ber la ngsung cukup mer i ah. R i buan orang mengge la r Tar i an Adat menjemput kedatangan orang yang d i juluk i Sang B i ma