Rabu, April 11

MENAIKKAN ATAU MENEMPUH JALAN LAIN?



Rencana kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM menjadi topik utama dan menarik untuk diperbincangkan akhir-akhir ini. pertarungan pendapat berbagai kalangan seperti; pemerintah, DPR, praktisi, ekonom, mahasiswa dan masyarakat tak terbendung. pro dan kontra selalu didengungkan oleh masing-masing kalangan. Ada yang mengatakan langkah menaikan harga BBM bersubsidi adalah langkah cerdas sehingga menjamin kestabilan perekonomian bangsa dan kematangan fisikal negara. Disisi lain, menegaskan langkah kenaikan harga BBM bersubsidi membuat perekonomian negara tidak stabil dan menambah jumlah kemiskinan. Disamping itu, dapat meningkatkan inflasi. dari pertarungan pendapat di atas, muncul pertanyaan. Pendapat yang mana yang harus dipercaya?.  

Permerintah dalam hal ini, menegaskan bahwa naiknya harga BBM bersubsidi karena kenaikan harga minyak dunia yang berpengaruh pada lemahnya fisikal indonesia. disamping itu, berpengaruh juga pada APBN. dengan demikian mau tidak mau pemerintah harus menaikan harga BBM. jika, hal ini menjadi alasan pemerintah. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tidak ada cara lain yang harus ditempuh oleh pemerintah?  tidak semistinya menaikan harga BBM bersubsidi, sedangkan kita tahu bahwa BBM merupakan hajat hidup orang banyak yang tentu saja dikelola oleh negara tanpa tanpa diombang ambing oleh harga harga minyak dunia. hemat penulis masih banyak cara lain yang dapat diambil oleh pemerintah yang tidak berdampak pada  keresahan masyarakat. misalnya; mengurangi belanja birokrasi. kita semua juga tahu bahwa belanja birokrasi lebih kurang 60% dari APBN.  

Kembali kerencana kebijakan di atas. Penulis mengajak masyarakat untuk memberikan acungan jempol kepada pemerintah atas niat baiknya tersebut. Pemerintah rupanya respek terhadap masalah bangsa dan negara tidak seperti apa yang dibicarakan kebanyakan orang. Tetapi masalahnya kemudian adalah pemerintah harus menempuh jalan lain untuk menyelesaikan masalah tersebut. jika pemerintah menempuh cara ini maka akan menambah kesengsaraan rakyat, rakyat hari ini sedang sengsara, toh kenapa harus disengsarakan lagi. harga Rp. 4500,- saja sudah setengah mati, apa lagi Rp. 6000,- seperti apa jadinya nanti? harga tersebut harga yang dijual di SPBU. jika dibandingkan dengan harga jual eceran mencapai angka Rp. 9000,-10000,- dan harga itu apabila BBM stoknya banyak. tetapi, jika langka harganya diatas itu. 

Berbicara lagi tentang BLT (bantuan langsung tunai) sebagai langkah antisipasi atau membantu rakyat miskin untuk mencegah efek kenaikan tersebut, penulis menilai ini bukan langkah cerdas, karena bantuan tersebut tidak mampu membendung kebutuhan rakyat itu, apalagi efek dari kenaikan itu pasti semua harga barang akan ikut naik. masih rencana saja sudah naik, apalagi sudah diberlakukan. Disamping itu, BLT juga merupakan pemborosan anggaran dan sarang korupsi pejabat serta suber konflik sosial. 

Jadi, rakyat sangat berharap agar pemerintah mengurung niatnya untuk menaikan harga BBM agar masyarakat tidak tambah sengsara. masih banyak cara lain yang dilakukan oleh pemerintah yang tidak meyengsarakan rakyat. 
SEMOGA... 

DPR KHIANATI RAKYAT



Sebagai pengantar tulisan ini, penulis mengutip perkataan salah satu anggota DPR pada saat acara "diskusi sarasehan anak negeri" di metro tv pada hari yang lalu. lebih kurang beliau menegaskan "wallahualam, bahwa DPR merupakan mitra pemerintah, yang datang, duduk, terima gaji kemudian digiring oleh partainya untuk menyetejui kebijakan tertentu". perkataan ini muncul ketika ditanya apakah DPR mampu memperjuangkan kepetingan rakyat?

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis berkesimpulan bahwa dewan perwakilan rakyat (DPR) sebagai wakil rakyat telah mengalami kecelakaan intelektual dan kecelakaan politik. kecelakaan intual yang dimaksud adalah DPR tidak lagi mengedepankan tugas dan tanggungjabnya sesuai dengan amanat konstitusi sebagaina mereka pamahami dan ketahui adanya. sedangkan kecelakaan politiknya adalah DPR mengingkari sumpah dan janjinya kepada rakyat pada saat mereka berkampanye, pada saat mereka berkampanye janji-janji manis dikumandankan. masalahnya kemudian jika sikap DPR seperti itu adanya, kepada siapa lagi rakyat menggantungkan harapan?

"Aneh tapi nyata" ituh ungkapan yang ditujukan kepada lembaga yang terhormat itu, orang-orang yang sejatinya sebagai wakil rakyat itu. kenapa tidak, janji-janji manis yang mereka pernah lontarkan telah diingkari hari ini, buktinya tidak sedikit anggota DRP yang setuju dengan kenaikan harga BBM, pada hal rata-rata rakyat menolak kenaikan tersebut. ini menunjukan bahwa DPR tidak lagi memperhatiakan nasib rakyatnya, DPR hari ini hanya mementingkan individu, kompok, dan golongan. disamping itu yang paling mereka pentingkan adalah kepentingkan partainya.

Rupanya kita sebagai rakyat tidak punya lagi tempat untuk menaru harapan, semua pemimpin dan penguasa serta DPR tidak lagi pro rakyat. yang lebeh menyedihkan lagi adalah DPR sebagai wakil rakyat telah menghianati rakyatnya. lantas, "demokrasi" yang menjadi sistem kenegaraan kita dimana kiblatnya?

Jika kita kembali kepada hakikat demokrasi sesungguhnya adalah "dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat" maka, mau tidak mau dan suka tidak suka segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah harus pro rakyat. artinya jika kebijakan pemerintah terkait dengan kenaikan harga BBM bersubsidi hari ini tidak mendapatkan persetujuan rakyat alias "rakyat menolak" kenapa harus diketok atau diberlakukan. Untuk itu, pemerintah dan DPR harus memutar otak dan dengan cerdas mencari solusi lain. 

Rupanya eksistensi DPR yang kita junjung selama ini telah bergeser dari makna yang sesungguhnya. tentu penulis sebagai generasi pelurus bangsa sekaligus rakyat merasa sedih dengan keadaan bangsa dan negara kita hari ini, karena penulis cinta terhadap bangsa ini, sayang terhadap negeri ini, dan bangga terhadap demokrasi yang kita emban. 

Mudah-mudahan pembaca juga merasakan apa yang penulis rasa, dan mari kita sama-sama berdoa mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa menunjukan jalan yang benar kepada pemimpin-pemimpin kita khususnya DPR sebagai wakil rakyat, sehingga apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dilaksanakan dengan baik.
SEMOGA...

"SUDAHLAH"



sudah lah... Subroto!!!
 lupakan lah semua
 masa silam yang kelabu
 yang lalu biar berlalu
 yang lalu adalah sejarah
 biarkanlah duka itu musnah oleh masa
 biarkanlah lara itu karat oleh jaman

 sudah lah ... Subroto!!!
 cerdaskan pikiranmu
 tenangkan jiwamu
 hadapi zaman sekarang
 yang sekarang adalah kenyataan
 siapkan senjata tuk menembak
 siapkan benteng tuk bertahan
 siapkan tameng tuk menangkis
 sekarang adalah perang yang maha dasyat
 kegagalan masa silam adalah penyakit
 sekarang jangan sampai terulang lagi

 sudah lah... Subroto!!!
 jangan jadikan lara itu hambatan
 tak perlu dipikirkan lagi
 hari ini kamu bangkit
 dari kumpulan orang bandit
 Allah tidak buta
 melihat hamba menyapa

JIKA


Jika sampai waktunya ...
jiwaku kan menganga
kebernianku kan menyapa
kedirianku kan membara

Jika sampai waktunya... 
aku datang dengan cinta
membelaimu dengan kasih
menyapamu dengan sayang

Jika sampai waktunya...
aku meminangmu dengan basmallah
melayanimu dengan sukurillah
menemanimu dengan hamdallah

Jika sampai waktunya...
rasa ini akan bercampur rasa
jiwa ini akan melebur 
raga ini akan menyatu
dalam bingkai seribu rasa 

Jika sampai waktunya...
dunia ini milik kita 
dalam keluarga sejahtera
sampai rambut berubun
hingga ajal menjemput

DEMONSTRASI YANG BERMAKNA

AKSI massa atau gelombang demonstrasi akhir-akhir ini semakin meninggi dan tak terbendung, sampai-sampai pihak keamanan dalam hal ini kepolisian kewalahan mengatur dan mengontrolnya. satu hal yang menarik menjadi perhatian kita semua adalah gelombang demonstrasi tersebut pasti berakhir dengan bentrok atau ricuh antara pendemo dengan pihak kepolisian, sehingga polisi memfonis pendemo yang bertindak anarkis, dan sebaliknya pendemo menuduh polisi yang bertidak represif, sehingga kedua elemen ini saling menyalahkan. dengan demikian penulis menilai kejadian semacam itu sudah menjadi kultur atau budaya demonstrasi di bangsa ini.


 Harus diakui bahwa demontrasi sudah merupakan hak bagi setiap warga negara. aktor demonstrasi bisa mahasiswa, kaum buru, permpuan, petani dan nelayan. pelaksanaannya bisa bisa dilakukan baik perorangan maupun dalam bentuk kelompok untuk menyampaikan aspirasi dan keinginannya, hal ini pula, sudah diatur dalam konsitutis sebagai wujud dari negara demokrasi. tetapi dilakukan dengan cara yang baik dan sopan serta tidak melakukan tindakan anarkis (merusak).


 Kembali ke gelombang demontrasi di atas. terjadinya aksi massa akhir-akhir ini adalah sebagai wujud penolakan atas rencana kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi dari Rp. 4500 menjadi Rp 6000 per liter. jadi, ada kenaikan harga Rp. 1500 dari harga sebelumnya. Massa aksi menuntut pemerintah mengurung niatnya tersebut alias harga BBM tidak perlu dinaikan, dengan alasan kebijakan tersebut menyengsarakan rakyat yang hari ini, rakyat sedang sedang dalam keadaan sengsara. disamping itu pula, pemerintah masih memiliki cara lain untuk menjaga fisikal dan RAPBN agar tidak jebol. tentunya cara lain tersebut tidak menzalimi dan meresahkan rakyat.


Nah, masalahnya kemudian adalah apakah tuntutan penolakan tersebut dipenuhi atau tidak oleh pemerintah? hemat penulis untuk mengetahui jabawan dari pertayaan itu, ada dua hal yang harus dilakukan oleh massa aksi demonstrasi. yang pertma perlu adanya kesatuan massa aksi, dalam hal ini koalisi demonstrasi, atau kolaisi massa yang mengarah pada satu komando dan satu tujuan. kenapa langkah ini perlu dilkukan. karena penulis melihat gelombang demonstarasi yang digelar akhir-akhir ini, biasanya berkotak-kotak, berkelompok-kelompok dan tidak bersifat permanen atau kontinu, hanya bersifat parsial dan temporer. harus diinngat bahwa kekuatan demostrasi harus diukur dari jumlah massanya. untuk itu, formasi demostrasi yang digelar harus merupakan gabungan dari berbagi elemen yang ada misalnya; mahasiswa, kaum buru, petani, nelayan, dll. yang kedua sasaran tembak atau lembaga yang dituju untuk menyampaikan tuntutan. dalam hal ini harus tepat sasaran misalnya; mengarahkan semua massa demonstarasi menuju gedung DPR atau gedung prsiden. paling tidak menduduki kantor tersebut, kenapa tidak. wong, DPR kok wakil kita, seharusnya mereka memperjuangkan nasib rakyatnya. kenapa hal ini dilakukan karena penulis melihat gelombang demontrasi yang digelar hari ini cenderung berkoar-koar dijalan dan hal ini kontras dengan subjek yang dituntut. sehingga yang memperhatikan hanyalah media massa tertentu.


 Jika kedua substansi di atas dilakukan, serta dijadikan sebagai panduan gerakan aksi massa, maka tidak menutup kemungkinan tuntutan yang kita suarakan akan dipenuhi oleh penguasa. sehingga kenaikan BBM bersubsidi yang mengacaukan sendi-sendi kehidupan rakyat hari ini tidak terjadi. Rakyat nyaman, penguasa tenang, dan bangsa aman.
SEMOGA... 

SEREMONIAL WORKSHOP; MENYIMAK SAMBUTAN PLT KEPALA DINAS PENDIDIKAN KALTIM

HORISON - Senin, 20 Oktober 2025 pukul 14.00 wita dilaksanakan pembukaan “Workshop Perhitungan dan Pemetaan Data Kebutuhan Guru Pendidikan M...