MENAIKKAN ATAU MENEMPUH JALAN LAIN?



Rencana kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM menjadi topik utama dan menarik untuk diperbincangkan akhir-akhir ini. pertarungan pendapat berbagai kalangan seperti; pemerintah, DPR, praktisi, ekonom, mahasiswa dan masyarakat tak terbendung. pro dan kontra selalu didengungkan oleh masing-masing kalangan. Ada yang mengatakan langkah menaikan harga BBM bersubsidi adalah langkah cerdas sehingga menjamin kestabilan perekonomian bangsa dan kematangan fisikal negara. Disisi lain, menegaskan langkah kenaikan harga BBM bersubsidi membuat perekonomian negara tidak stabil dan menambah jumlah kemiskinan. Disamping itu, dapat meningkatkan inflasi. dari pertarungan pendapat di atas, muncul pertanyaan. Pendapat yang mana yang harus dipercaya?.  

Permerintah dalam hal ini, menegaskan bahwa naiknya harga BBM bersubsidi karena kenaikan harga minyak dunia yang berpengaruh pada lemahnya fisikal indonesia. disamping itu, berpengaruh juga pada APBN. dengan demikian mau tidak mau pemerintah harus menaikan harga BBM. jika, hal ini menjadi alasan pemerintah. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tidak ada cara lain yang harus ditempuh oleh pemerintah?  tidak semistinya menaikan harga BBM bersubsidi, sedangkan kita tahu bahwa BBM merupakan hajat hidup orang banyak yang tentu saja dikelola oleh negara tanpa tanpa diombang ambing oleh harga harga minyak dunia. hemat penulis masih banyak cara lain yang dapat diambil oleh pemerintah yang tidak berdampak pada  keresahan masyarakat. misalnya; mengurangi belanja birokrasi. kita semua juga tahu bahwa belanja birokrasi lebih kurang 60% dari APBN.  

Kembali kerencana kebijakan di atas. Penulis mengajak masyarakat untuk memberikan acungan jempol kepada pemerintah atas niat baiknya tersebut. Pemerintah rupanya respek terhadap masalah bangsa dan negara tidak seperti apa yang dibicarakan kebanyakan orang. Tetapi masalahnya kemudian adalah pemerintah harus menempuh jalan lain untuk menyelesaikan masalah tersebut. jika pemerintah menempuh cara ini maka akan menambah kesengsaraan rakyat, rakyat hari ini sedang sengsara, toh kenapa harus disengsarakan lagi. harga Rp. 4500,- saja sudah setengah mati, apa lagi Rp. 6000,- seperti apa jadinya nanti? harga tersebut harga yang dijual di SPBU. jika dibandingkan dengan harga jual eceran mencapai angka Rp. 9000,-10000,- dan harga itu apabila BBM stoknya banyak. tetapi, jika langka harganya diatas itu. 

Berbicara lagi tentang BLT (bantuan langsung tunai) sebagai langkah antisipasi atau membantu rakyat miskin untuk mencegah efek kenaikan tersebut, penulis menilai ini bukan langkah cerdas, karena bantuan tersebut tidak mampu membendung kebutuhan rakyat itu, apalagi efek dari kenaikan itu pasti semua harga barang akan ikut naik. masih rencana saja sudah naik, apalagi sudah diberlakukan. Disamping itu, BLT juga merupakan pemborosan anggaran dan sarang korupsi pejabat serta suber konflik sosial. 

Jadi, rakyat sangat berharap agar pemerintah mengurung niatnya untuk menaikan harga BBM agar masyarakat tidak tambah sengsara. masih banyak cara lain yang dilakukan oleh pemerintah yang tidak meyengsarakan rakyat. 
SEMOGA... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENEMUKAN IDE POKOK DAN PERMASALAHAN DALAM ARTIKEL MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF

IKHTIAR MENINGKAT MUTU PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROV. KALTIM ADAKAN WORKSHOP KEPALA SEKOLAH DAN GURU JENJANG SMA SE-KABUPATEN KOTA

MERDEKA BELAJAR MENUJU PENDIDIKAN BERKUALITAS ; KONFERENSI KERJA PGRI CABANG KAUBUN 2024/2026