Minggu, November 27

GURU DAN SISWA YANG BAIK LAYAK DISEBUT PAHLAWAN

A imagem pode conter: casamento, uma ou mais pessoas e atividades ao ar livre   KAUBUN_ Perayaan Hari Pahlawan (10/11/2016) Ditahun 2016 ini tepatnya pada hari Kamis, 10 November tahun 2016 SMA Kaubun melaksanakan upacara peringatan hari pahlawan yang diikuti oleh semua warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, staf, karyawan dan peserta didik serta perwakilan dari kecamatan kaubun yaitu sekcam yang diundang khusus oleh pihak sekolah. Kehadiran sekcam tersebut upacara menjadi menarik karena beliau menjadi pembina upacara.
       Kegiatan Perayaan itu memberikan warna baru bagi SMA Kaubun karena tahun-tahun sebelumnya tidak pernah diadakan. Hal ini menunjukan bahwa ada kemajuan dan kemauan yang besar untuk menghargai jasa para pahlawan. Seperti yang dikatankan oleh bapak bangsa kita yaitu Bung Karno ''bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan''. OLeh karena itu jika kita ingin menjadi besar dan jaya ayo kita kenang jasa-jasa pahlawan kemudian kita jadikan semangat dan kekuatan besar dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang kita emban. Jika tugas kita adalah guru jadilah guru yang baik, ikhlas mengajar tampa pamrih sehingga dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Jika kita menjadi siswa jadilah siswa yang baik, belajar yang rajin sehingga menjadi pahlawan yang mengharumkan bangsa. Hal ini sesuai dengan amanat yang disampaikan oleh pembina upacara yakni H. Sirajudin, S.Pd. Selaku sekcam kaubun.
''Anak -anakku sekalian bahwa yang bisa kalian lakukan untuk mengingat jasa pahlawan adalah dengan terus belajar belajar terus, hindari minuman keras, narkoba atau barang sejenis karena dapat merusak kesehatan. Harus memiliki cita-cita yang tinggi meskipun itu tidak tercapai yang penting sudah punya mimpi''
      H. Sirajudin, S.Pd. Juga mengajak kepala sekolah dan seluruh dewan guru untuk mendidik dan mengajar peserta didik dengan sabar dan tabah sehingga mereka menjadi pemimpin masa depan.
''Saya mengajak kepada kepala sekolah dan dewan guru agar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, mengajar dengan sungguh-sungguh sehingga anak-anak kita menjadi putra dan putri daerah yang dibanggakan, menjadi pemimpin di daerahnya sendiri (kaubun) yang menggantikan kita semua yang tua-tua ini.

     Kegiatan peringatan tersebut dipelopori oleh Osis Smankaubun Cerdaskreatif yaitu sebagai petus upacara dibawah garis komando Bapak Pujo Subuh Handoko, S.Pd. Selaku waka kesiswaan dan pembina OSIS dan didukung sepenuhnya oleh kepala sekolah (Yohanis Litin Luin,S.Pd.)
       Upacara berjalan sesuai harapan, lancar, tertib dan damai. Upacara dimulai jam 07:30 sampai jam 08:40. Setelah selesai upacara proses belajar mengajar berjalan seperti biasa. hanya saja jam pelajaran pertama dan kedua digunakan untuk kegiatan kemudia jam pelajaran ke -3 dan seterusnya berjalan lancar.
Semoga SMA Kaubun masih diberikan kekuatan dan kesempatan untuk merayakan hari pahlawan pada tahun-tahun yang akan datang. Semoga
(penulis Subroto)

GURU MULIA KARENA KARYA; BANGSA MAJU KARENA GURU

    Judul tulisan ini merupakan tema perayaan hari guru dan PGRI yang ke 71 tahun 2016 sedangkan anak judulnya adalah refleksi penulis dari sosok guru yang mulia. Harus diakui memang bahwasanya tidak ada satu profesipun yang tidak terlepas dari tempaan tangan seorang guru. Profesi apapun itu. Misalnya, seseorang menjadi presiden karena guru, menjadi gubernur, walikota dan bupati karena guru, menjadi pejabat lantaran karena guru, kemudian seseorang menjadi gurupun itu juga karena guru, bahkan bangsa dan negara yang majupun tidak terlepas dari peranan seseorang guru. Hal tersebut sudah menjadi realitas kehidupan sebuah bangsa. Sehingga tidak berlebihan jika penulis katakan 'semua karena guru, guru adalah gerbang kesuksesan'
     Sekarang Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika tidak ada sosok guru di dunia ini? Guru sejatinya adalah insan pendidik dan pengajar yang menjadikan seseorang dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak mampu menjadi mampu. Semuanya diajarkan oleh guru. Mengajarkan dari yang salah menjadi benar dan mendidik dari yang buruk menjadi baik. Itulah karyanya yang maha dasyat semata-mata dipersembahkan untuk bangsa dan negara. Dengan bersusah payah, peras keringat dan membanting tulung memerdekakan bangsa ini dari 'kebodohan'. Guru adalah pelita dalam kegelapan dan guru adalah malaikat penolong. Guru seperti sang surya yang menyinari alam ini. Guru bagaikan si raja malam dalam kegelapan. Melalui tangan-tangan kreatif gurulah sebuah bangsa akan maju dan bermutu.
    Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah guru dihormati dan dijunjung tinggi harkat dan martabat. Ucapan terimakasi tak terhingga harus diberikan kepadanya. Semua elemen bangsa ini sudi kiranya menjadikan profesi guru sebagai profesi yang dimuliakan profesi yang benar-benar mendapat perhatian khusus dari pengambil kebijakan.
     Ayo sejenak kita berkaca dari negara tetangga atau negara- negara maju pada umumnya misalnya; singapura, malaysia, irlandia dll. Mereka maju dan bermutu karena menghormati sosok guru. Guru menjadi sosok yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat misalnya; kesejahteran profesi guru lebih tinggi dari profesi lain dalam hal gaji misalnya. Jika dibandingkan dengan negara kita baikan langit dan bumi artinya tiga kali lipat gaji guru di indonesia gaji guru di sana.
     Pertanyaan adalah apakah bangsa kita sudah menghormati karya-karya seseorang guru? Apakah profesi guru sudah menjadi prioritas utama pengambil kebijakan? Dan apakah guru sudah mendapat tempat yang mulia di hati masyarakat dan pemerintah?
Sedertan pertanyaan di atas menjadi tugas kita bersama untuk mencarikan jawabanya, mari kita renungi dalam-dalam. Jika jawabannya sudah, kemudian apa wujud nyata dari jawaban itu. Terus kalau jawabannya belum, pertanyaan kemudian adalah kapan bangsa ini mau menghormati karya para guru?
     Mungkin saja kenapa bangsa dan negara ini terus dilanda bencana 'kebodohon' karena guru masih dipandang 'sebelah mata' oleh elemen-elemen bangsa ini. Mungkin saja Kenapa bangsa ini masih jauh ketinggal mutu pendisikannya karena kita semua belum serius dalam menata sistem pendidikan ini. Kalaupun itu ada masih parsial-parsial misalnya adanya sertifikasi guru atau tunjangan guru tetapi hal ini tebang pilih sehingga menimbulkan kecemburuan sosial diantara guru ada yang menerima ada yang tidak. Tetapi kalau itu sudah menjadi hak para guru kenapa tidak dibagikan sama rata. Tidak ada dikotomi antara guru honor dan guru PNS semuanya adalah guru wajib menerima hak dan perlakuan yang sama. Jika alasannya yang mendapatkan sertifikatsi adalah guru profesional yang dijaring melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini tidak menjadi ukuran buktinya setelah dites melalui UKG (ujian kompetensi guru) tidak sedikit guru yang bersertifikat nilainya tidak tuntas atau tidak lulus justru guru honorlah yang memiliki ketuntasan minimal alias tuntas. Profesionalitas guru bersertifikasi justru dipertanyakan. Contoh itu menandakan ada ketidak beresan dalam sistem pendidikan ini.
     Oleh karena itu, perayaan hari guru setiap tahun ini tidak sekedar serimonial saja tetapi penting bagi kita untuk mengambil hikmahnya. melalui perayaan hari guru nasional dan hari PGRI (persatuan guru republik indonesia) yang ke 71 ini menyadarkan kita semua khususnya, dan pengambil kebijakan umumnya untuk benar-benar menghormati dan menghargai karya-karya para guru dengan memperhatikan kejahteraannya, menjaga harkat dan martabatnya. Semoga bangsa dan negara kita menjadi bangsa yang maju bermutu dan semoga para guru di negeri ini terus berkarya dan berkarya terus. Amin...
(penulis : Subroto)

ORANG TUA MEMBANGUN SMANKA (Sekolah Maju Karena Orang Tua Peduli)

Kaubun_ Sabtu (26/11/2016) SMANKA (Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kaubun) menyelenggrakan pertemuan dengan orang tua/wali kelas X dalam rangka membahas tata tertib siswa dan kelanjutan pembangunan gapura (pintu masuk sekolah). Pertemuan tersebut dihadiri  sekitar 75% orang tua/wali murid dari jumlah keseluruhan peserta adalah 114 orang. Disamping orang tua wali, hadir pula ketua komite sekolah yaitu Bapak H. Faturrahman yang didampingi oleh Bapak Rohim, S.Pd. selaku ketua panitia pelaksana pembangunan gapura sekolah pada tahun lalu (2015/2016). Adapun guru_guru yang ikut pertemuan adalah seluruh wali kelas X yaitu X IPA 1 Ibu Anastasia Sendo, S.Pd., Kelas X IPA2 Ibu Ketut Kertiasih, S.Ag., Kelas X IPS1 diwakili Oleh Bapak Juwandi, S.Pd. karena Ibu Rukmini, S.Pd. Gr. Berhalangan hadir (cuti melahirkan), dan wali kelas X IPS2 Bapak Sujadi Mulyo, S.Pd. untuk sekedar diketahui bahwa kelas X SMAN 1 Kaubun berjumlah 114 orang kemudian dibagi menjadi 4 kelas yaitu 2 kelas peminatan IPA dan 2 kelas peminatan IPS.
Acara dimulai jam 08:00 yang dipandu langsung oleh Bapak Pujo Subuh Handoko, S.Pd. sebagai MC (master of ceremony) dan beliau selaku koor. Kesiswan. Dibuka dengan doa yang dipimpin oleh H. Faturrahman. Dalam acara pebukaan bapak kepala sekolah yakni Yohanis Litin Luin,  S.Pd. memberikan sambutan yang intinya beliau mengajak orang tua/wali peserta didik untuk bisa bertindak sebagai guru dirumah yaitu mendidik dan mengajarkan anaknya masing-masing sehingga ada kesinambungan peran guru dan orang tua. Kemudian perlu membangun komunikasi dan hubungan baik sehingga peserta didik tumbuh menjadi generasi yang baik dan benar baik dalam hal tingkah laku benar dalam hal ilmu pengetahuan. Kepsek menegaskan pula penting bagi sekolah untuk mencetak generasi yang berkarakter yaitu karakter religus, disiplin dan cinta lingkungan. Karakter_karakter tersebut akan terbentu jika peran orang tua di rumah dilaksanakan dengan baik. itulah karakter yang ingin dibangun oleh oleh SMANKA melalui pendidikan karakter.
Sambutan yang kedua disampaikan oleh ketua komite sekolah yakni Bapak Faturrahman. Bapak komite menegsakan pentingnya peranan orang tua dalam muwujudkan sekolah berkarakter, maju dan mandiri baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Kemudian beliau mengajak orang tua/wali peserta didik untuk berpartisipasi dalam membangun SMAN 1 Kaubun baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik sesuai dengan kemampuannya masing-masing tanpa paksaan dari orang lain. Ikhlas untuk membangun sekolah demi generasi penerus bangsa. Beliau juga berharap kepada bapak ibu orang tua/wali murid selalu mengawasi, mengontrol dan menjaga anak-anaknya di rumah sehingga tidak terlibat atau terjerumus kedalam pergaulan bebas yang akhir-akhir ini melanda para remaja.
Bapak ibu orang tua/wali, bapak komite dan pihak sekolah pertama kali membahas tata tertib peserta didik yang dipandu oleh Ibu Syarifah Raodah AS. Sos. Selaku Koor. Tatib sekolah. Bu Syarifah sapaannya membacakan satu per satu urutan tata tertib siswa sedangkan orang tua wali mendengarkan sambil membaca_baca naskah tatib yang sudah dibagikan. Sesuai dengan naskah tatib siswa bahwa pelanggaran siswa diklasifikasi menjadi sedang, ringan dan berat dengan point_point yang berbeda pula. Pelanggaran ringan pointnya berkisar 1-3 dengan kesalahan antara lain; tidak melaksanakan tugas piket, berpakaian tidak seragam, membuang sampah sembarangan, dll. Kemudian pelanggaran sedang pointnya berkisar 3-10 dengan kesalahan antara lain; memalsukan surat keterangan iin dan sakit, membolos, merusak fasilitas sekolah, dll. Selanjutnya pelanggaran berat pointnya berkisar 10-100 dengan kesalahan antara lain; membawa roko atau merokok, minuman keras atau oplosan, berbuat asusila, dll.
Sanksi yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar akan disesuaikan dengan jumlah point yang dia peroleh dengan ketentuan 1-24 hanya teguran lisan dan pembinaan, 25-49 teguran lisan dan pemberian sanksi serta pembinaan, 50-100 dikembalikan kepada orang tua/diberhentikan. Koor. Tatib menambahkan bahwa point-point tersebut bisa berkurang apabila siswa berprestasi, berkelakuan baik, rajin beribadah, aktif dalam kegiatan, taat pada guru. Pengurangan berkisar dari 5-20 point. Akhirnya tatib siswa tersebut disepakati oleh seluruh peserta yang hadir meskipun dalam prosesnya begitu alot, banyak kritik dan saran yang diberikan oleh orang tua wali untuk perbaikan SMANKA kedepannya. Dengan legowo pula kepsek dan bapak ibu guru menerimanya.
Pada pembahasan yang kedua mengenai partisipasi orang tua wali murid untuk membangun sekolah dalam hal ini adalah kelanjutan pembagunan gapura atau pintu masuk sekolah. Pembahasan ini dipandu oleh Bapak Rohman selaku ketua panitia pembangunan. Sekedar untuk diketahui bahwa pembangunan tahap pertama sudah dilakukan pada tahun 2015/2016 tetapi belum selesai hanya yang dibangun adalah dua tiang dasarnya dengan anggaran 11 juta rupiah.  Masing-masing siswa menyumbang 115.000 dengan jumlah siswa 94 orang. Sedangkan jumlah siswa kelas X tahun ajaran 2016/2017 adalah 114 orang. Sesuai kesepakatan orang tua/wali siswa dengan ketua komite adalah 150.000 per siswa sehingga didapat anggaran sebesar 17.000.000 (dibulatkan). Untuk diketahui bahwa kesepakatan ini tidak dibicarakan oleh kepala sekolah atau dewan guru melainkan kesepakatan antara orang tua/wali dengan komite sekolah. Uang partisipasi tersebut akan diangsur selama tiga kali mulai tanggal 26 November s/d 28 Februari 2017 yakni 3 bulan lamanya. Uang tersebut dikelolah oleh bendahara komite.
Sebelum acara ditutup peserta pertemuan menyaksikan pembacaan dan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara kepala sekolah dengan orang tua wali yang diwakili oleh ketua komite yang  dibacakan oleh Bapak Tasrif selaku koor. Kurikulum. Nota kesepahaman tersebut berisi hasil pertemuan atau poin-poin penting dari pertemuan tersebut sehingga menjadi bukti fisik dan alasan yang kuat bagi kedua belah pihak untuk menjamin terlaksananya kerjasama sehingga terhindar dari anggapan pungli dan semacamnya.
Semoga partisipasi dan kerjasama orang tua/wali murid semacam ini terus digalangkan karena urusan pendidikan bukan hanya guru di sekolah melainkan orang tua dan pemerintah juga memiliki tanggungjawab yang luar biasa. Sesuai dengan amant konstitusi bahwa yang berperan penting dalam pendidikan adalah orang tua, guru dan pemerintah. Dengan demikian mudah-mudahan SMANKA menjadi sekolah maju dan berkarakter.
Acara berakhir dengan tertib. Beberapa orang tua/wali yang langsung menyerahkan uang pembangunan gapura tersebut kepada panitia peksana.
 (penulis: Subroto)

SEREMONIAL WORKSHOP; MENYIMAK SAMBUTAN PLT KEPALA DINAS PENDIDIKAN KALTIM

HORISON - Senin, 20 Oktober 2025 pukul 14.00 wita dilaksanakan pembukaan “Workshop Perhitungan dan Pemetaan Data Kebutuhan Guru Pendidikan M...