Para ahli psikologi dan pendidikan
pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun)
tak pernah memiliki respons yang sama persis terhadap situasi
belajar-mengajar di sekolah. Keduanya sangat mungkin berbeda dalam hal
pembawaan, kematangan jasmani, intelegensi, dan keterampilan
motor/jasmaniah. Anak-anak itu, seperti juga anak-anak lainnya, relatif
berbeda dalam berkepribadian sebagaimana yang tampak dalam penampilan dan cara berpikir atau memecahkan masalah mereka masing-masing.
Pendidikan, selain merupakan prosedur seperti yang telah penyusun singgung, juga merupakan lingkungan yang menjadi tempat terlibatnya individu yang saling berinteraksi. Dalam interaksi antarindividu ini baik antara guru dengan para siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologis. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru dalam memperlakukan para siswa secara tepat.
Para pendidik, khususnya para guru
sekolah, sangat diharapkan memiliki-kalau tidak menguasai-pengetahuan
psikologi pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa
melalui proses belajar-mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan
penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah. Hal ini
disebabkan eratnya hubungan antara psikologi khusus tersebut dengan
pendidikan, seerat metodik dengan kegiatan pengajaran.
Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik dalam
proses belajar dan proses
belajar-mengajar sesungguhnya tidak hanya diperlukan oleh calon guru
atau guru yang sedang bertugas di lembaga-lembaga pendidikan formal.
Para dosen di perguruan tinggi pun, bahkan para orangtua dan mereka yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan informal seperti para kiai di
pesantren, para pendeta dan pastur di gereja, dan para instruktur di
lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan, pada prinsipnya juga
memerlukan pengetahuan psikologi pendidikan. Di samping psikologi
pendidikan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini berkembang pula
pengetahuan sejenis tetapi lebih sempit yang disebut “didaksologi”.
Didaksologi agaknya merupakan subdisiplin psikologi pengajaran (instructional psychology). Psikologi pengajaran sendiri sesungguhnya hanya bagian dari psikologi pendidikan.
Didaksologi sebagai sebuah disiplin ilmu
kependidikan yang masih muda belia dan belum dikenal secara luas itu
pada dasarnya lebih banyak menggali dan membahas struktur dasar
interaksi dalam proses belajar mengajar yang sebelumnya tidak disentuh
oleh ilmu didaktik tradisional (Winkel, 1991). Didaksologi, seperti juga
psikologi pengajaran, dikembangkan dan digunakan dalam tradisi dunia
pendidikan di Eropa Barat, sedangkan psikologi pendidikan dikembangkan
dan digunakan di Amerika Serikat, bahkan di Eropa Barat juga dipelajari
orang.
Dari Amerika Serikat, psikologi
pendidikan kemudian melebarkan sayapnya ke Kanada, Australia, dan
Selandia Baru serta Benua Asia hingga ke Indonesia. Penyusun tidak tahu
pasti apakah psikologi pendidikan juga dikembangkan di Benua Afrika,
tetapi di beberapa negara Afrika tertentu seperti Afrika Selatan dan
Mesir (berdasarkan literatur yang ada) psikologi khusus itu dikembangkan
orang pula.
Berbeda dengan psikologi pendidikan,
psikologi pengajaran lebih menekankan aspek-aspek penyajian materi
pelajaran dan komunikasi antara guru dengan para siswa dalam proses
instruksional dan proses belajar-mengajar. Di Australia kajian mengenai
komunikasi instruksional seperti ini biasanya terdapat dalam mata kuliah
yang disebut psychology and instruction (psikologi dan pengajaran). Ruang lingkung kajian psychology and instruction lebih sempit daripada psikologi pendidikan, tetapi masih lebih luas daripada didaksologi.
Ada beberapa hal penting yang perlu penyusun kemukakan mengenai kajian psikologi pendidikan, antara lain:
psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil-hasil temuan riset psikologis;
hasil-hasil temuan riset psikologis
tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa hingga menjadi
konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode serta strategi-strategi
yang utuh;
konsep, teori, metode, dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian rupa hingga menjadi “repertoire of resources”, yakni
rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat dipilih dan
digunakan untuk praktik-praktik kependidikan khususnya dalam proses
belajar-mengajar.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pendekatan psikologi pendidikan adalah pendekatan ilmiah (scientific approach). Oleh karenanya di samping sebagai psikologi praktis, psikologi pendidikan juga bersifat teoretis.
Kembali ke masalah belajar-mengajar dan
hubungannya dengan psikologi pendidikan, unsur utama dalam pelaksanaan
sebuah sistem pendidikan di mana pun adalah proses belajar-mengajar. Di
tengah-tengah proses edukatif (bersifat kependidikan) ini tak terkecuali
apakah di tempat pendidikan formal atau informal, terdapat seorang
tokoh yang disebut guru. Sumber pengetahuan yang dapat membantu atau
menolong guru dalam mengelola belajar-mengajar tersebut adalah psikologi
praktis, psikologi pendidikan.
Sudah tentu, masih ada sumber-sumber
pengetahuan lainnya yang juga berhubungan dengan proses
belajar-mengajar. Pemahaman dan kemampuan guru yang kompeten dan
profesional dalam memanfaatkan teknik-teknik psikologi pendidikan
merupakan hal yang tak pantas ditawar-tawar.
Para ahli psikologi melakukan riset
tingkah laku manusia berdasarkan metodologi ilmiah. Mereka menarik
kesimpulan dan merumuskan teori-teori dan asumsi-asumsi berdasarkan
hasil temuan riset ilmiah itu. Namun, harus diakui antara satu teori
dengan teori lainnya sering muncul pertentangan-pertentangan dan
ketidakajegan (inconsistency) seperti yang tampak jelas dalam teori-teori belajar (lihat Bab 4 Subbab D sebagai contoh).
Anda, baik selaku calon guru maupun guru
yang sedang bertugas, tidak perlu memandang psikologi pendidikan
sebagai satu-satunya gudang penyimpan jawaban-jawaban yang benar dan
pasti atas persoalan-persoalan kependidikan yang anda hadapi. Namun
sebaliknya, anda tetap perlu tahu bahwa dalam psikologi pendidikan
terdapat serangkaian stok informasi mengenai teori-teori dan praktik
belajar, mengajar, dan belajar mengajar yang dapat anda pilih. Dalam
hal ini, pilihan anda seyogianya diseleraskan dengan kebutuhan
kontekstual sesuai dengan tuntutan ruang dan zaman. Dengan kata lain,
pilihan psikologis anda tersebut harus cocok dengan keperluan ke-kini-an dan ke-disini-an, baik ditinjau dari sudut kepentingan para siswa maupun dari sudut jenis dan materi yang akan anda sajikan kepada mereka.
sumber; http://www.dewinuryanti.com/2012/12/pentingnya-psikologi-bagi-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar