Selasa, Februari 20

PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN


Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pengertian istilah – istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Strategi pembelajaran.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

  1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
  2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

Metode pembelajaran

Jadimetode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Taktik Pembelajaran.

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Pendekatan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Teknik Pembelajaran, Taktik dan Model Pembelajaran

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran.  Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

SUMBER :

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/

4 KOMPETENSI GURU

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyebutkan bahwa seorang guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya adalah mendidik, membimbing, mengajar, menilai, melatih, dan mengevaluasi peserta didik mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan formal.

Guru sebagai learning agent (agen pembelajaran) yaitu guru berperan sebagai fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran bagi peserta didik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi.

1.     Kompetensi Kepribadian

Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.

Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:

  • Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
  • Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi sebagai guru.
  • Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.
  • Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
  • Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik.

2.     Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.

Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut:

  • Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini, seorang guru harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi bekal untuk mengajar peserta didik.
  • Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran, memahami landasan pendidikan, menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun rancangan pembelajaran.
  • Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
  • Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk memperbaiki program pembelajaran.
  • Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka miliki.

3.     Kompetensi Sosial

Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.

Kompetensi sosial meliputi:

  • Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan status sosial
  • Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif terhadap sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat sekitar
  • Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah Indonesia yang beragam kebudayaannya
  • Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.

4.     Kompetensi Profesional

Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.

Kompetensi profesional meliputi:

  • Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai
  • Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran atau bidang yang dikuasai
  • Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif
  • Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan yang reflektif
  • Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan diri.

 SUMBER :

https://gurubinar.id/blog/4-kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-oleh-calon-guru?blog_id=53

PERTANYAAN WAWANCARA GURU PENGGERAK



1. Apa motivasi Anda mengikuti pendidikan guru penggerak?

Contoh Jawaban:

Saya ingin menambah wawasan tentang hal baru agar bisa saya manfaatkan di dalam pembelajaran di kelas. Saya pikir, makna penggerak adalah guru yang selalu aktif belajar dan mencari tahu tentang hal baru di dunia pendidikan dan bisa menerapkannya di dalam pembelajaran.

 

2. Apa pendapat Anda tentang Guru Penggerak?

Contoh Jawaban:

Saya pikir, penggerak adalah guru yang selalu aktif belajar dan mencari tahu tentang hal baru di dunia pendidikan dan bisa menerapkannya di dalam pembelajaran.

Salah satu nilai dari guru penggerak adalah mandiri. Saya merasa bahwa saya sudah menjadi guru mandiri, mengikuti beragam pelatihan atas inisitaif sendiri bukan hanya tuntutan dari pihak dinas atau sekolah.

 

3. Apa yang mendorong Anda sehingga ikut serta dalam program Guru Penggerak.

Contoh Jawaban:

Saya mau mengembangkan diri seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi supaya selalu mampu berkolaborasi dan sebagai pengiring generasi dan menyukseskan program merdeka belajar.

 

4. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya dan berikan contohnya

Contoh Jawaban:

Kelebihan saya untuk mendukung peran saya sebagai guru penggerak adalah saya senang belajar dan saya mampu memberikan perubahan dinamika belajar pada siswa dengan membuat metode pembelajaran yang sifatnya menyenangkan dan berpusat kepada siswa dalam era sekarang.

Alasannya saya yakin menjadi guru penggerak adalah saya bisa menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan serta akan mencoba menelusuri lebih lanjut tentang filosofi Ki Hajar Dewantara selaku bapak pendidikan diIndonesia yang kaitannya tentang teori belajar yang menjadi acuan dalam merubah kehidupan belajar pada era sekarang ini dengan menerapkan pendidikan yang berpedoman dengan 3 semboyan.

1. Ing ngarso sung tulodo didepan memberikan contoh yang baik.
2. Ing madya mangu karsa yang artinya berada ditengah bisa membangun motivasi dan kekuatan.
3. Tut wuri handayani yang artinya apabila berada di dibelakang memberikan dorongan yang baik

Sebagai contohnya dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari,sebagai seorang guru kita tetap harus berpedoman pada 3 semboyan Ki hajar dewantara. yang dimana semboyan yang pertama kita harus memberikan contoh yang baik kepada siswa mulai dari cara perpakaian, penampilan serta tutur kata yang sopan dan cara kita bersosialisasi kepada peserta didik.

Karena guru merupakan seorang figur yang sering dilihat sama siswa. dengan kita memberikan contoh yang baik kepada mereka kita berharap mereka bisa meniru segala kebaikan yang mereka lihat dari guru.

Guru juga merupakan transfer knowledge kepada siswa sehingga sebisa mungkin kita berada ditengah untuk memberikan ilmu dan membangun semangat belajar siswa.

 

5. Apa kesulitan terbesar yang pernah Anda alami mengajar.

Contoh Jawaban:

Kesulitan tetap ada, adapun esulitan terbesar yang pernah saya alami saat mengajar ialah tidak adanya media atau alat yang bisa saya pakai untuk mengajar.

 

6. Bagaimana langkah-langkah Anda dalam mengatasinya, siapa saja orang yang Anda libatkan dalam mengatasi masalah tersebut dan bagaimana hasilnya.

Contoh Jawaban:

Dengan keterbatasan itu saya berusaha untuk membuat media sendiri secara sederhana sesuai dengan kebutuhan dengan tujuan memberi pemahaman kepada peserta didik dengan media lain.

Adapun media pembelajaran yang saya buat adalah blog/wordpress/website sebagai media belajar digital untuk memudahkan siswa belajar secara daring.

Saya mengajar diskusi peserta didik atau rekan guru lain.

 

7. Jika Anda lolos seleksi sebagai Guru Penggerak, hal apa yang akan Anda lakukan terhadap siswa maupun sekolah tempat Anda bertugas.

Contoh Jawaban:

Saya ingin tetap selalu menjadi katalis perubahan pendidikan dengan terus menggali potensi diri sebagai pengiring generasi supaya menjadi bagian perubahan pendidikan seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi.

 

8. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut?

Contoh Jawaban:

Dalam hal ini saya mempunyai inovasi yaitu pengoptimalisasi peralatan olahraga di sekolah, adapun yang mendorong saya melakukan inovasi ini karena bebasnya siswa mengambil peralatan olahraga, terkadang alat olahraga hilang dan tidak pada tempatnya manalagi peralatan olahraga cepat rusak, kejadiannya 2 bulan yang lalu dimana saya dalam off campus untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar asn, disini saya memulai dengan mengambil rak yang tidak terpakai namun masih layak, ruangan yang luas dan kosong akhirnya saya manfaat sebagai gudang peralatan olahraga, mengatur rak agar rapi, mengecat dinding dan rak, mensortir peralatan olahraga yang rusak, mengkategorikan peralatan olahraga sesuai bentuk dan jenisnya, membuatkan buku pinjaman peralatan olahraga, membuat alur peminjaman peralatan olahraga, membuatkan kartu kontrol untuk peminjaman peralatan olahraga,upaya saya agar inisiatif sya terlaksana dengan mengkoordinasikan kepada kepala sekolah dan meminta bantuan kepada teman sejawat, serta mengatur waktu.

Peran saya sebagai ketua sekaligus penanggung jawab gudang peralatan olahraga dapun pihak lain teman sejawat membantu dalam mengangkatan barang, pemilahan peralatan yang masih bisa digunakan, mengecatan, dampak yang di hasilkan merupakan tertatanya peralatan olahraga dan teraturnya peminjaman oleh siswa dan mampu memanfaatkan alat olahraga di sekolah sehingga alat olahraga diskolah jika rusak namun terpakai daripada rusak tidak terpakai dan hilang.

Yang mendorong saya lakukan ini selain saya punya tugas aktualisasi juga sebagai bentuk perubahan disekolah khususnya di pemanfaatan peralatan olahraga yang masih kurang dilakukan, dampak yang diperoleh dalam melakukan inisiatif ini siswa dengan mudah meminjam alat olahraga dan adanya kepercayaan kepala sekolah dalam hal pengaturan alat olahraga.adapun yang saya lakukan agar kegiatan ini terlaksana dengan adanya koordinasi kepala sekolah atas manfaat dalam mengoptimalkan peralatan olahraga disekolah, dan adapun pihak lain yang membantu baik dukungan moral

 

9. Apa potensi atau kelebihan yang Anda miliki.

Contoh Jawaban:

Secara bakat, saya tidak memiliki kelebihan menonjol namun saya memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat sebagai guru pembelajar yang berkelanjutan.

Dengan kemauan yang keras itulah saya pribadi akan terus berliterasi, terus menggali informasi supaya bisa saya bagikan melalui blog yang saya kelola.

Secara pribadi, saya ingin selalu beristiqomah saat belajar sehingga bisa menjadi bagian perubahan pendidikan seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi. Saya ingin selalu meningkatkan kualitas diri dan terus menginformasikan program-program kemendikbudristek lewat blog yang saya kelola.

 

10. Apa yang sudah Anda lakukan untuk menciptakan perubahan.

Contoh Jawaban:

Secara khusus untuk peserta didik yakni melakukan perubahan di dalam proses pembelajaran yang berpusat pada murid meskipun dengan minimnya sarana prasarana menggunakan teknologi yang ada.

 

11. Bagaimana menjalin hubungan dengan teman dan atasan.

Contoh Jawaban:

Saya menyadari bahwa aspek sosial sangatlah penting adapun cara menjalin hubungan adalah dengan saling bertukar informasi, pendapat, inovasi, kreasi yang bersifat membangun demi kemajuan pendidikan.

 

12. Bagaimana cara Anda dalam mengambil keputusan?

Contoh Jawaban

Sebelum mengambil keputusan saya selalu membayangkan terlebih dahulu akibat apa yang timbul karena keputusan yang saya ambil.

 

13. Bagaimana cara Anda mengembangkan diri?

Contoh Jawaban:

Sebagai seorang guru, pengembangan diri adalah hal yang sangat penting bagi saya.

Saya terus-menerus mencari kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi dan keterampilan saya.

Ini termasuk mengikuti pelatihan dan workshop terkait pendidikan, terbaru dalam metode pengajaran, dan teknologi pendidikan.

Saya juga aktif membaca literatur terkini dalam bidang pendidikan dan mengikuti perkembangan terbaru dalam kurikulum sekolah.

Selain itu, saya memanfaatkan umpan balik dari rekan guru dan evaluasi diri untuk terus melakukan perbaikan dalam pengajaran saya.

Selain aspek akademis, saya juga mencari inspirasi dari pengalaman siswa dan mengembangkan keterampilan empati serta kemampuan komunikasi untuk lebih baik dalam membantu siswa.

Semua upaya ini bertujuan untuk menjadi guru yang lebih efektif dan berdaya guna dalam mendukung perkembangan siswa dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

 

14. Apakah Anda pernah mencari pengetahuan secara mandiri?

Contoh Jawaban:

Tentu saja, sebagai seorang guru, pencarian pengetahuan secara mandiri adalah suatu keharusan.

Saya meyakini bahwa pendidikan tidak berakhir ketika kita selesai dengan pendidikan formal.

Oleh karena itu, saya secara rutin mencari pengetahuan secara mandiri.

Saya membaca buku, artikel, dan jurnal terbaru tentang pendidikan, menghadiri seminar, webinar, dan pelatihan, serta bergabung dalam komunitas pendidik yang memungkinkan saya untuk berbagi pengalaman dan belajar dari rekan-rekan sejawat.

Selain itu, saya selalu mencari informasi dan inovasi terkini dalam dunia teknologi pendidikan untuk memperkaya metode pengajaran saya.

Pencarian pengetahuan mandiri ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran saya, tetapi juga membantu saya untuk terus beradaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan yang terus berubah.



SUMBER: 

https://sumsel.tribunnews.com/2023/11/06/14-contoh-pertanyaan-wawancara-guru-penggerak-angkatan-10-lengkap-dengan-kunci-jawabannya-terbaru?page=4


 

SEREMONIAL WORKSHOP; MENYIMAK SAMBUTAN PLT KEPALA DINAS PENDIDIKAN KALTIM

HORISON - Senin, 20 Oktober 2025 pukul 14.00 wita dilaksanakan pembukaan “Workshop Perhitungan dan Pemetaan Data Kebutuhan Guru Pendidikan M...