“INGIN”

Ketika hatinya mulai ikhlas memaafkan luka yang kau gores. Ketika ingatannya mulai bersandar pada kebaikan yang kau tanam, dan Ketika raganya mulai tertunduk malu merenung dendam yang membara, dan ketika rasanya memunculkan penyesalan yang tiada tara. Rasanya dia ingin sekali menyatukan kembali langkah, bergegas bersama untuk meraih mimpi demi tujuan bersama yakni mencerdaskan diri dan mencerdaskan anak bangsa. Kini hatinya putih seputih kapas, rasanya bening sebening kaca. Impiannya hanyalah Kebebasan individu, kedewaan pribadi, dan kebersamaan hakiki sampai ajal menjemput. Namun, kau masih terpaku dalam dendammu, terlena dalam pikiran bengismu. Ragamu terlihat angkuh, mukamu terlihat kecut dan bersinar kebencian, kau semakin ganas, kau berubah menjadi ‘predator’ yang siap menerkam mangsanya. Pikiranmu masih bercampur “debu”, hatimu masih keras seperti batu. Ingatlah, kebencian dan dendam akan luntur oleh keihklasan dan ketulusan hati (kebaikan) yang menggelora. Ingatlah bahwa kebaikan akan selalu menang dan keburukan akan selalu musnah dimanapun dan kapanpun. Jangan jadikan kebencian sebagai “tameng” penangkis keikhlasan yang dia tanam. Bukankah setiap manusia tidak terlepas dari hilaf dan salah? tidak ada seorangpun manusia yang sempurna dan untuk menuju kesempurnaan itu harus terperosok dulu dalam jurang kesalahan. Hendaknya hilaf dan salah itu harus kita jadikan sebagai pelajaran untuk meraih kedewasan sehingga mempererat hubungan, karena dari kesalahan itu dia dan kau semakin mengenal. 

Yakin atau tidak, percaya atau tidak bahwa tidak selamanya luka dibalas dengan luka, tidak selamanya lara dibalas dengan lara, dan tidak selamnya darah dibalas dengan darah, karena dibalik kejahatan masih tersimpan kebaikan, dibalik kebencian masih tersimpan kecintaan. Terkadang kejahatan yang kita alami memberikan kebaikan untuk kita, terkadang kebencian yang kita tanam yang tumbuh adalah kecintaan. Dan Jika kau mau, besok masih ada waktu untuk merangkai kenangan abadi. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin semuanya akan mungkin apabila kau mau dan segera melaksanakannya. Tentu, keihklasan dan ketulusan hati harus menjadi landasan untuk merajut kembali kebersamaanmu yang dulu sempat “layu” sehingga kemudian tumbuh mekar mewangi seperti dulu-dulu itu. Tidak kah kau rindu akan masa-masa silam yang penuh cinta dan cerita.

Sungguh mustahil jika seribu kebaikan yang dia tanam dipangkas oleh satu kesalahan, sehingga kebaikan-kebaikan itu sirna tak berbekas. Jangan jadikan peribahasa “nila setitik rusak susu sebelanga” sebagai pedoman atau penangkis. Sungguh tidak adil jika kebaikan dibalas dengan kebencian dan ketulusan dibalas dengan kesombongan. Dulu kau pernah bersabda “hal-hal kecil tidak perlu dibesar-besarkan, segera diselesaikan dengan baik. Kebersamaan kita harus diwarnai dengan ketulusan dan cinta. Kita harus berbagi dalam susah dan senang.” Tegasmu dengan suara mendayung, meraung, melambai menerobos masuk di lubang telinganya hingga membuatnya merinding, terlena,terposana, dan terkungkung dalam kekaguman. Dulu dia anggap kau sebagai “matahari” yang selalu menynari lerung hatinya. Kau dipuji sebagai sosok yang sempurna karena selalu menyempurnakan kekurangannya. Tapi, kemanakah wujudmu yang dulu? Kalian yang kini berada dalam satu ruang dan waktu terhalang oleh tirai kebencian. Sampai kapan kalian terbelenggu dalam harapan dan kebencian ini? dia ingin kau kembali seperti dulu sebagai sosok yang ia kagumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENEMUKAN IDE POKOK DAN PERMASALAHAN DALAM ARTIKEL MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF

IKHTIAR MENINGKAT MUTU PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROV. KALTIM ADAKAN WORKSHOP KEPALA SEKOLAH DAN GURU JENJANG SMA SE-KABUPATEN KOTA

MERDEKA BELAJAR MENUJU PENDIDIKAN BERKUALITAS ; KONFERENSI KERJA PGRI CABANG KAUBUN 2024/2026