PRIA KATHOLIK BERCADAR MENYUSUP DI MAJELIS TA’LIM SALAFY

 Hari senin sore (16 April 2007), isteri saya yang baru pulang dari co-ass dari RSSA memberitahukan kepada saya, bahwa teman-teman akhowat isteri saya menceritakan kepadanya bahwa pada hari Ahad (15 April 2007) di Masjid As-Salam (Jl. Bendungan Sigura-gura, Malang) yang sedang berlangsung majelis ta’lim yang diasuh oleh al-Ustadz Abdulloh Hadhromi hafizhahullahu, disusupi seorang pria yang menyamar jadi akhowat. Berita ini –kata isteri saya- masuk di koran Radar Malang (Jawa Post Group).
Beberapa hari kemudian, seorang ikhwan yang hadir di pengajian, mengirimkan kepada saya rekaman kejadian yang diambil dengan Handphone via email. Saya juga mendapatkan kronologis kejadian dan analisis yang disusun oleh seorang ikhwan terkait kejadian tersebut.
Beberapa waktu sebelumnya, di Batu – Malang, di sebuah hotel terjadi kasus penghujatan kitab suci Al-Qur’an yang dilakukan oleh kalangan Nasrani yang ’aneh’-nya mereka semua berpakai pakaian layaknya kaum muslimin. Kasus ini sempat keluar sekilas di media massa dan elektronik dengan pemberitaan seadanya dan dinyatakan bernuansa SARA. Saya melihat sempat rekaman kejadian ini pada saat saya berkunjung ke wisma as-Sunnah Malang.
Pria katolik yang tertangkap ini, mengaku bahwa dirinya sengaja menyusup karena ingin belajar dan mendalami Islam. Namun, banyak kejanggalan-kejanggalan dari pengakuannya, sebagaimana diberitakan oleh para ikhwan yang hadir di majelis ta’lim tersebut.
Di antara kejanggalan tersebut adalah :
1. Sekiranya ia ingin belajar Islam, mengapa ia harus menyusup ke barisan akhowat. Kenapa tidak langsung hadir saja ke tempat ikhwan.
Ketika diinterogasi -waktu tertangkap dan juga sebagaimana termuat di koran-, ia beralasan bahwa ia sengaja menyamar jadi wanita bercadar agar tidak ada teman-temannya yang mengetahuinya. Oleh karena itu ia menyamar jadi wanita bercadar agar tidak ada yang mengenalnya.
Alasannya ini ditampik, karena ada saksi yang melihat bahwa ia datang digonceng oleh seorang pria, menurunkannya di Masjid lalu pria tersebut pergi. Jika ia beralasan khawatir diketahui teman-temannya yang kristiani, lantas mengapa ia datang dalam keadaan dibonceng?!
2. Ketika pengajian berlangsung, ia sibuk dengan handphonenya. Para saksi melihat bahwa ia sibuk menulis sms dan suara ketikan sms-nyapun sampai terdengar. Apabila ia ingin belajar Islam, mengapa ia tidak mendengarkan kajian namun malah sibuk dengan sms.
3. Ketika tertangkap, salah seorang ikhwan berhasil memback-up isi handphonennya. Di dalamnya penuh dengan sms berbahasa inggeris dan ucapan-ucapan yang bernuansa kristiani. [Lihat lampiran analisis di bawah].
4. Ia memiliki kartu pujian gereja, yang menunjukkan bahwa ia adalah aktivis gereja. Bahasa sms-nya juga menunjukkan akan hal ini.
5. Persiapannya di dalam menyusup, menunjukkan bahwa dia harus sampai perlu mempersiapkan dan membeli baju akhowat lengkap dengan cadarnya.
6. Banyaknya bon-bon dan hasil penarikan uang di ATM dalam jumlah besar. Seakan-akan ada sindikat terorganisir yang berada di belakangnya yang membiayai aktivitasnya.
Dll…
Wallohu a’lam, akan kebenaran pasti motif si pria ini menyusup ke dalam pengajian. Namun yang penting di sini, umat Islam harus waspada dan berhati-hati. Karena upaya kristenisasi dan pemurtadan memang lagi sangat marak, dan aktivitas ’mata-mata’ yang menyusup untuk mencari-cari berita kaum muslimin telah terjadi semenjak dahulu.
Dalam masalah ini kaum muslimin juga harus berhati-hati. Jangan mudah terpancing emosi dan main hakim sendiri. Kaum muslimin harus tenang dan menyerahkan masalah ini kepada ahlinya : para asatidzah, ulama dan umara’. Jangan bertindak sendiri-sendiri dengan main hakim sendiri. Kaum muslimin tetap harus menggunakan akal sehat, taktik dan strategi di dalam menghadapi masalah-masalah seperti ini.
Kita harus sadar, bahwa kejahatan kristenisasi kini dilengkapi dengan kenyataan yang sangat berbahaya, diantaranya dengan cara perkosaan terhadap kaum muslimah. Di dalam “Dialog” (Jum’at. 6 Agustus 1999) sebagaimana dinukil oleh selebaran LPPI, diberitakan bahwa seorang murid Madrasah Aliyah di Padang, Khairiyah Enisnawati alias Wawah (17 thn) pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Gunung Pangilun, Padang, Sumatera Barat adalah salah satu dari 500 orang Minang yang dimurtadkan. Gadis berjilbab itu diculik, diperkosa dan dipaksa keluar dari agamanya lewat misi rahasia yang dijalankan sekelompok orang Kristen, di rumah Salmon seorang Jemaat Gereja Protestan di Jl. Bagindo Aziz Chan, Padang tempat memaksa Wawah untuk membuka jilbab dan masuk Kristen.
Gereja itu dipimpin Pendeta Willy, sedang Salmon adalah jemaat yang juga karyawan PDAM Padang. (lihat Dialog Jumat, 6 Agustus 1999). Dengan aneka kelicikan, kebrutalan dan bahkan pemerkosaan seperti tersebut di atas, jumlah orang Kristen di Indonesia makin menanjak secara drastis. Dari hanya 2,8% pada tahun 1931 menjadi 7,4% pada 1971 dan hampir 10% pada 1990. Kebrutalan dan kebiadaban mereka itu menimbulkan aneka konflik pula secara bertubi-tubi. Diantaranya kerusuhan antara Muslimin dan Nasrani di Dili Timor Timur (1994), Maumere NTT (1995), Surabaya dan Situbondo Jatim (1996), Tasikmalaya (1997), Ketapang dan Kupang, serta Ambon dan Sambas (1999).
Pertemuan 300 pimpinan gereja dari 50 negara di Singapura, Januari 1989, kemudian pada 6 Januari 1991 dilancarkan apa yang disebut Dekade Evangelisasi, yakni “Manifestasi Kristus kepada gentiles (non Kristen)”. Berdasarkan interpelasi angka Gereja dari 5.100.000.000 penduduk dunia dewasa ini, orang Kristen berjumlah 1.665.000.000. Berarti ada sekitar 3.435.000.000 penduduk dunia yang harus dikristenkan, menurut mereka. (Media Dakwah, Agustus 1999, hal. 16)
Dari memperkosa muslimah lalu memurtadkan, sampai mengamen di bus-bus kota dengan lagu Gerejani telah mereka gencarkan.
Maka benar dan terbuktilah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka“. (Q.S. Al-Baqarah 120).
Maka waspadalah wahai kaum muslimin!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENEMUKAN IDE POKOK DAN PERMASALAHAN DALAM ARTIKEL MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF

IKHTIAR MENINGKAT MUTU PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROV. KALTIM ADAKAN WORKSHOP KEPALA SEKOLAH DAN GURU JENJANG SMA SE-KABUPATEN KOTA

MERDEKA BELAJAR MENUJU PENDIDIKAN BERKUALITAS ; KONFERENSI KERJA PGRI CABANG KAUBUN 2024/2026