TA'LIM
Istilah ta’lim ini memiliki dua pola atau bentuk jamak (plural). Perbedaan bentuk jamak itu menimbulkan sedikit perbedaan arti, meskipun tidak begitu siknifikan untuk dibedakan. Pertama, ta’lim dengan pola jamak ta’alim mempunyai Sembilan arti, yakni:
(1) information (berita),
(2) advice (nasehat),
(3) instruction (perintah),
(4) direction (petunjuk),
(5) teaching (pengajaran),
(6) training (pelatihan),
(7) schooling (pendidikan di sekolah),
(8) education (pendidikan),
dan (9) apprenticeship (bekerja sambil dengan belajar). Kedua, ta’lim dalam pola jamak
ta’limat hanya berarti dua macam, yakni (1) directives (petunjuk), (2) announcement (pengumuman).
Lafal ta’lim ini dalam Al-Qur’an disebut banyak sekali. Ayat yang oleh para ahli dijadikan dasar (rujukan) proses pengajaran (pendidikan) diantaranya adalah Q.S. Al-Baqarah, (2): 31-32. Yang artinya:
“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ."
Ayat ini menunjukkan terjadinya proses pengajaran (ta’lim) kepada aadam sekaligur menunjukkan kelebihannya karena ilmu yang dimilikinya yang tidak diberikan Allah kepada apara makhluk lainnya. Maka proses ta’lim itu hanya bisa terjadi pada makhluk berakal.
(1) information (berita),
(2) advice (nasehat),
(3) instruction (perintah),
(4) direction (petunjuk),
(5) teaching (pengajaran),
(6) training (pelatihan),
(7) schooling (pendidikan di sekolah),
(8) education (pendidikan),
dan (9) apprenticeship (bekerja sambil dengan belajar). Kedua, ta’lim dalam pola jamak
ta’limat hanya berarti dua macam, yakni (1) directives (petunjuk), (2) announcement (pengumuman).
Lafal ta’lim ini dalam Al-Qur’an disebut banyak sekali. Ayat yang oleh para ahli dijadikan dasar (rujukan) proses pengajaran (pendidikan) diantaranya adalah Q.S. Al-Baqarah, (2): 31-32. Yang artinya:
“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ."
Ayat ini menunjukkan terjadinya proses pengajaran (ta’lim) kepada aadam sekaligur menunjukkan kelebihannya karena ilmu yang dimilikinya yang tidak diberikan Allah kepada apara makhluk lainnya. Maka proses ta’lim itu hanya bisa terjadi pada makhluk berakal.
Berdasarkan kedua arti surat di atas, lafal ta’limi (dari terma ‘allama) itu condong pada aspek pemberian informasi. Karena pengetahuan yang dimilki
itu semata-mata karena akibat dari pembetitahuan (la’ilm lana illa ma
‘allam-ta-na). sehingga dalam istilah ta’limitu menempatkan peserta didik sebagai yang pasif adanya.
Lafal ta’lim itu diperguanakan Al-Qur’an untuk menunjukkan proses pengajaran (pendidikan). Pendidikan dalam arti ta’lim menunjukkan proses pemberian informasi kepada objek didik itu adalah makhluk berakal. Namun proses ta’lim ini juga menjadi indikator kelebihan manusia sebagai peserta didik karena kepemilikan akal pada dirinya. Sehingga melalui proses ta’lim itu, pesan-pesan Allah kepada Nabi Adam As sebagai khlaifahnya di muka bumi untuk mengelola dan memakmurkan serta memanfaatkan hasil budi daya bumi untuk keperluan manuju kebahagian dan kemakmuran hidupnya.
Lafal ta’lim itu diperguanakan Al-Qur’an untuk menunjukkan proses pengajaran (pendidikan). Pendidikan dalam arti ta’lim menunjukkan proses pemberian informasi kepada objek didik itu adalah makhluk berakal. Namun proses ta’lim ini juga menjadi indikator kelebihan manusia sebagai peserta didik karena kepemilikan akal pada dirinya. Sehingga melalui proses ta’lim itu, pesan-pesan Allah kepada Nabi Adam As sebagai khlaifahnya di muka bumi untuk mengelola dan memakmurkan serta memanfaatkan hasil budi daya bumi untuk keperluan manuju kebahagian dan kemakmuran hidupnya.
Komentar