Selasa, Juli 2

REFLEKSI KRITIS PEMIKIRAN KHD (MODUL 1.1.e)

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan dan pengajaran memiliki arti yang berbeda. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan (opvoeding) adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengajaran (onderwijs) ialah proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak seacara lahir dan batin. Jadi sederahanya, pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, menurut pemahaman saya bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terncana yang dilakukan oleh guru dalam rangka menuntun, menggerakan, mengarahkan, mendorong dan mengawasi anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Sedangkan pengajaran adalah ikhtiar membekali anak dengan keterampilan dan kecakapan hidup sehingga anak memiliki nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran ini menekankan pentingnya pendidikan karakter dan akhlak mulia.

Relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus masih sangat relevan sesuai dengan kurikulum saat ini yaitu kurikulum merdeka (merdeka belajar). Siswa merancang, melankasanan, dan mengevaluasi sendiri pembelajaran yang dilakukan, guru hanya mengarahkan, mengawas, dan pempertajam pemahaman anak. Disamping itu, penagajaran menekankan pentingnya pendidikan yang mencakup nilai-nilai budi pekerti, keimanan, dan ketakwaan, yang juga merupakan fokus dalam pendidikan di sekolah saya SMA Negeri 1 Kaubun. Di SMA Negeri 1 Kaubun nilai-nilai budi pekerti diajarkan secara langsung oleh guru pendidkan agama, guru BK, dan guru PKn. Kegiatan keagamaan seperti Sholat Djhur rutin, perayaan hari besar agama, dll. rutin dilakukan, hal ini mencerminkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan yang ditekankan oleh KHD. Selain aspek nilai, relevansi pemikiran KHD juga tercermin dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kaubun. Selain itu, relevansi juga masih sangat terlihat dengan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas salah satunya adalah pembelajaran kontekstual yang berpusat pada siswa.

Secara pribadi saya belum sepenuhnya melaksanakan pendidkan dan pengajaran sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara karena beberapa hal diantaranya sebagai berikut:  

  1. Saya pribadi belum mempelajari dan belum memahami betul konsep pendidikan dan pengajaran yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Sederhanya ilmu saya belum ada sehingga saya mengajar apa adanya sesuai dengan yang saya pahami.

  2. Saya mengajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu, sedangkan konsep dan muatan kurikulum tersebut terkadang mengabaikan hak anak untuk merdeka belajar karena yang dikejar adalah hasil (nilai) bukan proses. Sehingga disini guru yang aktif bukan siswa.

Terkait dengan kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru, menurut saya semakin kesini guru semakin merdeka salah satunya adalah dengan adanya penerapan kurikulum 2013 lalu dan disempurnakan lagi oleh kurikulum merdeka yang saat ini sedang diterapkan.  Saat ini guru dan siswa sudah sangat meredaka merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri  pembelajan yang dilakukan, mereka bersinergi dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

KESIMPULAN DAN REFLEKSI TERHADAP PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN (modul 1.1.j)

1.  Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul 1.1 adalah sebagai berikut:

Pertama, Saya menganggap murid sebagai objek pembelajaran bukan subjek, sehingga pembelajaran yang saya lakukan monoton, hanya berpusat pada guru (teacher center) bukan pada murid (student center).  Dalam proses pembelajaran yang sangat aktif (berkuasa) adalah saya sebagai guru, murid hanya melihat, mendengar, dan mengerjakan (pasif) . Murid harus mengikuti apa yang saya perintahkan, jika tidak maka saya akan menghukum mereka. Kondisi ini kadang membuat murid takut, trauma, terkadang ada juga yang melawan.  

Kedua, Fokus utama pembelajaran yang saya lakukan adalah bagaimana ketercapaian materi pembelajaran karena materi yang saya ajarkan cukup banyak setiap semesternya. Saya juga menganggap ketuntasan dalam penyampaian materi lebih penting ketimbang memahami kemampuan dan karakteristik murid. Apakah murid sudah mengerti atau tidak materi yang saya ajarkan, saya tidak perhatikan karena orientasi utama saya adalah menyelesaikan materi tersebut. Kemudian untuk memahami materi pelajaran, saya suruh murid menghafal sampai bisa tanpa mempertimbangkan apakah mereka memahami atau tidak dengan hafalannya. Dampaknya adalah saya terkadang kebingungan ketika hasil evaluasi ulangan harian atau semester nilai murid banyak yang tidak tuntas sehingga membuat saya marah terhadap mereka.

Ketiga, Saya menganggap bakat dan minat murid belum ada atau masih kosong (kertas kosong) untuk itu perlu diasah (dicoret), saya percaya bahwa setiap murid memiliki bakat dan minat yang sama dan kemampuan yang sama pula sehingga perlu diperlakukan sama, saya tidak pernah mengidentifikasi minat dan bakat murid sebelum memulai pelajaran, karena saya beranggapan bakat dan minat cenderung diasah dan diarahkan dalam kegiatan diluar kelas ekstrakurikuler dan ko-kurikuler.

Keempat,Saya hanya menilai murid dari nilai pengetahuan dan keterampilannya saja sedangkan yang menilai sikapnya adalah guru BK, guru agama dan Guru PKn. Misalnya saat mereka mengerjakan tugas atau ulangan harian. Jika nilai murid sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka saya menganggap bahwa pembelajaran sudah berhasil. Terlepas apakah nilai dia murni mengerjakan sendiri atas pemahaman yang dimiliki atau menyontek. Kemudian jika nilai mereka rendah dibawah KKM maka cara yang saya lakukan adalah remedial. Saya menganggap remedial adalah cara yang ampuh untuk memperbaiki nilai siswa, jika setelah remedial nilainya masih rendah juga maka saya akan memberikan tugas tambahan yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran misalnya membawa sapu, pupuk kandang, dll. Apabila tugas yang berikan tidak dikumpulkan tepat waktu, maka saya akan memberikan hukuman dengan tugas tambahan yang lain.

2.  Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan kita, saya merasa sangat bersalah terhadap murid saya. Ternyata apa yang saya lakukan selama ini tidak tepat dan tidak benar, saya sudah keliru dalam mendidik dan mengajar mereka, saya telah memaksakan kehendak dengan mendominasi pembelajaran, membatasi hak-hak mereka dalam proses pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran yang kurang adil. Seharusnya saya memahami pendidikan dan pembelajaran itu sebagai berikut:

Pertama, Melakukan perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran secara menyeluruh bukan hanya satu aspek pengetahuan saja, melainkan juga aspek sikap dan keterampilan. Ketiga aspek ini harusnya saya kembangkan secara seimbang kepada kepada murid-murid saya. Dalam pemikiran KHD kita sebut dengan pendidikan budi pekerti, Budi pekerti yang juga disebut dengan watak diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia yang merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran perasaan, kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga. Budi pekerti juga diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), dan rasa (afektif) sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik). Pada titik inilah pendidikan yang seharusnya saya lakukan mendidik murid yang tidak hanya pintar tetapi juga baik.

Kedua, Saya harus menganggap murid bukan sebagai objek pembelajaran melainkan sebagai subjek pembelajaran. Artinya murid diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk berekspresi dan berkreasi mengemukakan ide, pendapat dan gagasan sesuai dengan model, metode dan media pembelajaran yang tepat. Posisi saya sebagai guru seharusnya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Guru menuntun, mengarahkan, dan memfasilitasi murid sesuai dengan kodrat yang dimiliknya untuk meraih potensi terbaiknya.

Ketiga,Saya harus menyadarinya bahwa setiap anak lahir dengan kodrat yang berbeda-beda (kodrat alam dan kodrat zaman), mereka memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, guru harus menghargai setiap karakter tersebut dengan memberikan kesempatan untuk mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Guru harus memberikan perlakukan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan murid tersebut. Guru harus paham bahwa zaman terus berubah maka kebutuhan dan gaya belajarpun berubah sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.

Keempat,Saya harus memastikan bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi murud, banyak sumber belajar lain yang bisa dimanfaatkan oleh murid sesuai dengan bakat dan minatnya. Misalnya lingkungan sekitar, media social, internet, dll. Guru harus memberikan kebebasan kepada murid untuk mengakses sumber-sumber itu, namun kebesan yang diberikan tidak mutlak tetap masih dibawah pengawan dan control guru sehingga mereka arif dan bijak dalam memanfaatkan tekhnologi untuk memperoleh informasi.

 

Dengan memahami filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya mulai sadar bahwa apa yang harus saya lakukan sebagai guru merencanakan pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan membantu murid menjadi manusia yang merdeka. Murid sebagai individu yang unik, berbeda satu dengan yang lain berhak mendapat tuntunan yang tepat sehingga murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

3.    Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Yang dapat segera saya lakukan dalam proses pembelajaran dikelas adalah merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi model pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Model pembelajaran ini memposisikan siswa sebagai subjek (pelaku) pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar. Sementara saya sebagai guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan berbagai sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan oleh siswa. Saya berperan sebagai penunjang, yakni perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa. Bila perlu, saya dapat ikut membantu siswa dalam mengembangkan materi yang ada. Siswa merupakan subjek utama pembelajaran yang memiliki wewenang penuh untuk menentukan topik dan tema yang akan dipelajari terkait dengan materi pelajaran, termasuk cara penyampaiannya. Siswa merupakan sosok aktif pada proses pembelajaran yang senantiasa memberikan gagasan, baik saran maupun kritik. Siswa diharapkan mampu merumuskan harapan terhadap proses pembelajaran dan mengukur kinerja sendiri. Siswa saling berkolaborasi satu sama lain.

Selaras dengan model pembelajaran di atas, Saya juga menerapkan pembelajaran abad 21 yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi dengan berpegang teguh pada konsep memerdekakan anak. Logika pembelajaran tidak lagi menuntut (memaksakan kehendak) tetapi menuntun (membimbing). Sebab tugas guru adalah memberi tuntunan atau arahan yang baik kepada murid disamping menyampaikan materi pelajaran. Kemudian saya sebagai guru berusaha menjadi teladan yang baik bagi murid melalui perkataan maupun perbuatan. Dengan menjadi guru yang telada, murid akan meniru sehingga dapat menjadi murid yang baik pula. Untuk itu, saya harus menerapkan trilogy pendidikan yang digagas oleh KHD yakni Memberikan contoh yang baik jika berada di depan “ing ngarso sung tuladha’ Kemudian Memberikan semangat kepada murid jika berada di tengah-tengah “ing madya mangun karsa” lalu Memberikan motivasi dan dorongan jika berda di belakang “tut wuri handayani”.

Selanjutnya, saya berupaya sekuat tenaga untuk menjadi penuntun bagi mereka dalam mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zamannya sehingga mereka mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Untuk mewujudkan itu, tentu saya harus mengenali karakter dan latar belakang murid dengan menjalin komunikasi yang baik, dari hati kehati dengan penuh hati-hati. Mengingat ini merupakan tugas berat maka saya harus sabar dan ikhlas dalam mendampingi murid, kemudian memberikan pelayanan yang terbaik untuk mereka. Jika ada murid yang berbuat kesalahan maka saya tidak memberikan hukuman yang keras atau tidak memarahinya didepan kelas tapi berusaha menasehatinya di ruang tertutup sehingga menimbulkan rasa nyaman bagi murit bukan rasa takut dan trauma. Mengingat guru yang baik adalah guru yang dihormati, disegani, dan disenangi, bukan guru yang ditakuti.

Senin, Juli 1

LOKAKARYA ORIENTASI CGP ANGKATAN 11 KUTAI TIMUR

Orientasi atau loka permulaan angkatan ke-11 tingkat nasional dan angkatan ke-5 Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur dilaksankan pada hari Minggu, 23 Juni 2024 bertempat di ruang serbaguna lantai dua SDN 011 Sangata Utara. Acara dibuka secara resmi oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten Kutai Timur 'Mulyono' berlangsung dengan meriah. Adapun yang mendampingi kepala dinas adalah kepala bidang ketenangaan, kepala sekolah SDN 011, ketua atau koordinator wilayah pendidikan Calon Guru Penggerak Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Kalimantan Timur, dan ketua Pengajar Praktik Kabupaten Kutai Timur.

Dalam sambutannya kepala dinas menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh peserta lokakarya baik Calon Guru Penggerak (CGP) maupun Pengajar Praktik (PP). Disamping itu, beliau mengharapkan juga kepada setiap peserta agar serius dalam menjalankan pendidikan lokakarya tersebut karena berkaitan dengan kualitas atau hasil yang diharapkan. Beliau juga menegaskan bahwa selalu mendukung penuh program guru penggerak ini, adapun wujud dari dungannya adalah setiap guru penggerak angkatan sebelumnya sudah diberikan bantuan jas dan laptop, hal ini menjukan bahwa Kabupaten Kutai Timur lah satu-satunya kabupaten yang sangat peduli dengan program ini, sehingga pada acara hari ulang tahun Provinsi Kalimantan Timur kemarin Kabupaten Kutai Timur mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten terbaik se-Provinsi Kaltim. 

"Semua mapel di Kabupaten Kutai Timur  diberikan bantuan 200 juta, anggaran sebesar ini dialokasikan ke masing-masing Mata Pelajaran (Mapel), anggaran itu digunakan untuk menyusun kegiatan, salah satunya menyusun kurikulum lokal dalam wadah Musyawarah Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau jenis lain yang relevan. Disamping itu, membiasiswakan anak sekolah lulusan SMA dan SMK, serta SLB 50 orang ke UGM dan perguruan tinggi lainnya". Tegas Mulyono. 

Acara pembukaan dimulai jam 09.00 wita, molor satu jam dari jadwal yang ditentukan jam 08.00 wita. Sedianya lokakarya dilaksanakan sampai sore hari pukul 15.00 wita. Lagu indonesia raya, guru penggerak, dan lagu Kutai Timur dinyanyikan dalam acara pembukaan ini. 


"Transport dan akomodasi kegiatan ditanggung oleh panitia pelaksana dalam hal ini Balai Guru Penggerak (BGP) Kalimantan Timur. Nominal transport dan akomodasi peserta tentu tidak sama, akan disesuaikan dengan jarak tempuh dan standar biaya yang berlaku dengan syarat peserta menyerahkan kuitansi penginapan dan ongkos taxi, hal ini berlaku bagi peserta yang berada di luar wilayah Sangata. Adapun standar biaya yang ditetapkan panitia yaitu Rp. 600.000 transportasi paling jauh dan Rp. 300.000 biaya penginapan". Ketua atau koordinator pelaksana lokakarya dari BGP menguraikan.  

Sekadar informasi bahwa jumlah peserta yang ikut dalam loka permulaan angkatan 11 ini adalah 73 orang dengan rincian 69 Calon Guru Penggerak (CGP) dan 14 orang Pengajar Praktik (PP). 

Disamping peserta, ada pula tamu undangan yang hadir dalam kegiatan ini yakni kepala sekolah dan pengawas. Kehadiran mereka diharapkan dapat mendampingi peserta dalam membuat kontra belajar selama enam bulan kedepan serta dapat memberikan dukungan baik moril maupun materil. Dukungan dan bantuan tersebut dibuat dan ditanda tangani. 

Kepala dinas menambahkan lagi bahwa Kutim baru lima angaktan dalam seleksi CGP yakni angkatan 5, 7, 9,  10, dan 11. Dengan demikian, diharapkan kepada CGP memaksimalkan kesempatan ini. Orientasi dari CGP ini adalah mempersiapkan diri untuk menjadi calon kepala sekolah. Oleh karenanya, diharapkan nanti untuk siap ditempatkan dimana saja sehingga dapat menggerakan potensi-potensi yang ada disekolah. Disisi lain menjadi kepala sekolah bisa menjadi berkah dan kadang juga  menjadi musibah. Untuk itu, bijaksana lah dalam menghadapi kenyataan yang ada.  

kegiatan pembukaan selesai jam 10.00 wita, peserta kemudian memasuki ruang kelas loka orientasi masing-masing yang telah ditentukan oleh panitia. Setiap peserta dimpingi oleh kepala sekolahnya atau yang mewakili.



































 


Kamis, Juni 20

INTI SARI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA (KHD) TENTANG PENDIDIKAN

 

Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan bertujuan untuk menuntun, mengarahkan, dan membimbing anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Guru tidak dapat “memaksakan kehendak” agar anak yang satu harus sama dengan anak yang lain. Setiap anak memiliki kekhasan dan keunikan masing-masing dan guru harus menghargai setiap keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh anak tersebut. Untuk mencapai tumbuh kembangnya anak secara optimal, maka guru harus mampu memberikan asupan pengajaran yang baik dan berfaedah bagi anak agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang berbudaya dan beradab.

Ki Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk meciptakan manusia yang beradab, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama pembentukan karakter bangsa. Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan dan kebudayaan harus bergerak mengikuti tututan perubahan zaman.  Kerangka dalam perubahan pendidikan itu sendiri diantaranya adalah kodrat keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak itu berada. Sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama yang dapat diartikan sebagai keadaan zaman dari waktu ke waktu. Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tindak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya mengubah jagung menjadi padi. Guru hanya dapat merawat menuntun tumbuhnya kodrat itu.

Kita sebagai guru tentunya harus bergegas beradaptasi terhadap kodrat keadaan, semangat untuk meningkatkan kapasitas diri agar bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks murid dan perubahan  zaman saat ini.

Prinsip perubahan tersebut harus berlandaskan asas trikon yakni kontinuitas, konvergensi, dan konsentris. Kontinuitas maksudnya adalah kita harus melakukan dialog kritis dengan sejarah kita, kita harus menjaga nilai utama dari masayarakat kita karena perubahan harus berakar pada identitas utama masyarakat. Konvergensi maksudnya ialah nilai esensi dari budaya masyarakat harus dipegang, perubahan yang dilakukan harus menuju pada suatu titik yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Konsentris maksunya adalah Pendidikan harus memanusiakan dan memperkuat kemanusiaan dan  tetap menghargai keragaman yang ada.

Selanjutnya diera globalisasi saat ini, murid harud memiliki kecakapan berpikir kritis dalam merespon dan menerima informasi, pengarus global harus disaring dan diseleksi agar selaras dengan nilai-nilai, norma, dan konteks budaya serta kearifan lokal. Hendaknya pendidik untuk tetap terbuka melakukan berbagai pembaharuan tetapi tetap harus waspada terhadap perubahan yang terjadi.

Setelah membaca filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran saya menjadi sadar bahwa selama ini saya masih belum optimal dalam menuntun anak didik saya. Oleh karena itu, melalui pendidikan yang akan saya dapatkan di Program Guru Penggerak nantinya saya akan berupaya dan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pendidikandan pengajaran yang sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Jika Saya memandang diri saya sebagai pembelajar (guru) dengan melakukan perubahan sesuai perkembangan zaman. Saya juga harus mengasah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian saya sebagai guru sehingga saya benar-benar menjadi pemimpin pembelajaran seutuhnya. Namun hal yang terpenting yang harus saya lakukan sebagai seorang guru adalah Memberikan contoh yang baik jika berada di depan “ing ngarso sung tuladha’ Kemudian Memberikan semangat kepada murid jika berada di tengah-tengah “ing madya mangun karsa” lalu Memberikan motivasi dan dorongan jika berda di belakang “ tut wuri handayani”. Selai itu saya juga harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. saya harus menempatkan diri sebagai among atau pembimbing, penasehat, pemberi motivasi dan penuntun segala kodrat anak. Selain itu juga saya harus tulus ikhlas mendidik anak sehingga anak menguasai kompetensinya untuk bekal hidupnya di masyarakat.

Kemudian, jika saya memandang diri saya sebagai pemelajar (murid) maka saya tidak boleh merasa puas dengan ilmu yang saya miliki. Saya tetap terus belajar sepanjang hayat agar ilmu yang saya miliki meningkat dan kemampuan saya terus bertambah. Saya juga harus taat dan patuh terhadap perintah guru.


Senin, Juni 10

PENGERTIAN, STRUKKTUR, UNSUR, JENIS, TUJUAN, DAN CONTOH RESENSI

KBBI 

Resensi adalah pertimbangan atau atau pembicaraan tentang suatu buku atau ulasan buku. Resensi tidak hanya terbatas pada buku atau karya pustaka saja, namun juka dapat dipakai untuk mengulas karya drama, film, atau musik.

A. UNSUR RESENSI 

1. Judul

Judul merupakan struktur dari resensi yang paling penting dan menentukan apakah resensi dari suatu karya itu menarik atau tidak hanya dari satu kalimat saja. Banyak kesalahan yang dibuat peresensi, yakni mereka menulis judul resensi sama dengan judul buku yang diresensi.

Jadi saat membuat resensi, terdapat dua jenis judul yang harus diperhatikan. Pertama, buatlah judul yang menarik terkait buku yang akan diresensi. Judul yang kedua adalah judul buku sebagai identitas buku yang akan diresensi. Judul buku yang satu ini tidak boleh diutak atik karena merupakan identitas dari buku tersebut.

2. Data Buku

Struktur resensi yang kedua adalah data buku. Terdapat beberapa poin penting yang harus dipenuhi untuk mencantmkan identitas buku. Poin tersebut meliputi judul buku, nama penulis buku yang diresensi, tahun terbit buku, lokasi penerbit, ketebalan buku, serta harga buku.

3. Pendahuluan

Dalam menulis suatu pendahuluan dalam suatu resensi harus bisa membua pembaca merasa tertarik. Penulis bisa membahas sesuatu yang sedang trend saat ini kemudian menghubungkan dengan judul buku yang akan dirensensi.

Buatlah diksi yang menarik dan memberikan “wow effect” agar pembaca tergelitik untuk membaca resensi yang akan dibahas. Tidak perlu terlalu panjang, cukup 1 – 2 paragraf yang membahas informasi menarik, kemukakan masalah, lalu solusi yang terdapat di buku yang akan diresensi.

Dengan begitu, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup “relate” dan pembaca tidak sadar sedang digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi bukunya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau tidak, namun resensi dinilai berhasil apabila mampu mengajak pembaca untuk ikut mengulas buku tersebut hingga tuntas.

4. Tubuh dan Pernyataan Resensi

Pada bagian tubuh atau pernyataan, inilah poin penting yang dalam suatu resensi. Di sini peresensi tidak perlu berbasa-basi, kemukakan informasi buku secara singkat, padat, dan jelas. penulisan sinopsis harus merupakan tulisan asli, bukan ulasan yang ditulis dari pihak penerbit.

Jangan terlalu banyak basa-basi pada bagian ini, karena pembaca akan bosan dan mereka tidak menemukan informasi yang mereka cari. Pada bagian tubuh, peresensi bisa mengemukakan opini mengenai buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari karya yang sedang dibahas. Sertakan pula kutipan singkat atau penggalan naskah yang dirasa menjadi selling poin dari karya tersebut.

Tolak ukur resensi yang berhasil adalah saat dimana pembaca tertarik akan resensi yang dibuat. Gaya bercerita peresensi yang informatif sekaligus persuasif bisa menjadi selling poin dari suatu resensi. Jika buku yang diresensi ternyata menarik animo masyarakat, sudah berarti resensi tersebut sudah memenuhi standar.

Jangan lupa menulis kekurangan dalam suatu resensi. Jangan takut dicekal, tuliskan opini apa adanya terkait kerangka, tinjauan buku, atau kesalahan cetak pada suatu buku. Jika sedang membahas film, kemukakan plot atau kekurangan yang sifatnya teknis. Selama kekurangan yang dikemukakan bersifat objektif dan bukan bermaksud menjelekan, opini dari peresensi penting adanya.

5. Penutup

Pada bagian kesimpulan, tuliskan dalam ringkasan karya dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Pada bagian ini, berikan diksi yang sifatnya persuasif agar pembaca tertarik dan melabuhkan hati untuk membeli karya tersebut.

B. JENIS RESENSI 

Terdapat tiga jenis tujuan dari sebuah resensi berdasarkan isinya. Namun, jenis resensi ini tidak baku dan bisa diterapkan secara bersamaan dalam suatu resensi. Berikut jenis-jenis resensi yang perlu kamu ketahui.

  1. Resensi deskriptif adalah resensi yang membahas secara detail setiap bagian atau babnya.
  2. Resensi informatif adalah resensi yang isinya hanya berupa informasi mengenai hal penting dari keseluruhan isi buku secara umum.
  3. Resensi evaluatif, adalah resensi yang menyajikan penilaian presensi tebtang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang buku hanya dijadikan sekilas bahkan hanya dijadikan sebagai ilustrasi.
  4. Resensi informatif – evaluatif, yaitu resensi yang merupakan perpaduan dari dua jenis resensi tersebut. Resensi ini disamping menyajikkan semacam ringkasan buku dan hal-hal yang penting yang ada di dalam buku. Resensi ini dinilai paling ideal karena bisa memberikan laporan yang lebih lengkap dan memadai.
  5. Resensi kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

C. TUJUAN RESENSI

  1. membantu pembaca untuk memahami gambaran serta penilaian umum sebuah karya dengan ringkas.
  2. Memahami kelebihan dan kelemahan karya yang akan diresensi.
  3. memahami latar belakang serta alasan suatu karya dibuat
  4. memberi masukan pada pembuat karya berupa kritik dan saran.
  5. mengajak pembaca untuk berdiskusi mengenaik katrya yang diresensi
  6. memberi pemahaman serta informasi dengan komprehensif pada pembaca, mengenai karya yang diresensi tersebut.
  7. menguji kualitas karya dan membandingkan dengan karya lainnya.

D. MANFAAT RESENSI

1. Manfaat resensi untuk pembaca

Dengan adanya resensi, pembaca dapat mempertimbangkan sebelum membeli suatu buku. Tulisan yang dibuat yang peresensi akan memengaruhi apakah karya tersebut sesuai dengan selera dan harapan para pembaca.

2. Manfaat resensi untuk peresensi

  • Eksistensi : Peresensi dapat berkarya dengan mengulas suatu buku, memberikan penilaian yang objektif, serta memengaruhi pembaca agar mereka membaca buku atau karya yang diulas. Resensi merupakan media agar tulisannya dapat dikenal secara luas.
  • Menambah penghasilan : Peresensi akan mendapat royalti atau honor jika tulisannya dimuat di surat kabar, majalah, atau kanal berita online.
  • Menambah keilmuan dan kreativitas menulis : Peresensi dapat melatih kemampuan menulisnya setiap kali ia menulis mengulas suatu buku. Semakin sering peresnsi membaca buku, maka ia mampu menghafalkan dan memahami

3. Manfaat resensi untuk penulis buku

Manfaat resensi bagi penulis adalah mendapatkan umpan balik atas karya yang telah ia buat. Penilaian akan isi , kelemahan atau kelebihan atas suatu buku menjadi masukan untuk penulisan karya selanjutnya. Selain itu, resensi juga dianggap sebagai apresiasi atas karyanya, apakah diterima di masyarakat atau tidak.

4. Manfaat resensi bagi penerbit

Resensi dianggap sebagai media promosi atas suatu buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan adanya resensi buku, diharapkan buku tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas.

5. Manfaat resensi bagi media massa

Resensi merupakan bentuk nilai untuk meningkatkan pemasaran melalui media massa.

E. CONTOH RESENSI 

Judul Buku : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Penulis : Eka Kurniawan

Detail :

    • Jumlah Halaman = 250
    • Penerbit = Gramedia Pustaka utama
    • Tanggal Terbit = Des 2021
    • ISBN = 9786020324708
    • Bahasa = Indonesia

Bagi yang ingin membaca dan memiliki novel “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” karya Eka Kurniawan, bisa mendapatkannya di  Gramedia.com. Gaung novel Eka Kurniawan sepertinya sedang melambung.

Ini karena film adaptasinya cukup sukses di pasar internasional. Jika Grameds mendengar karya sastra, banyak pembaca akan langsung merasakan topik yang berat dan tidak bisa dicerna.

Nyatanya tidak selalu demikian, kini banyak nama penulis dan karya sastra mulai digandrungi anak muda. Salah satunya adalah Eka Kurniawan. Sebuah karya sastra tidak hanya mengandung narasi, tetapi juga memiliki berbagai elemen yang membantu mengkonstruksinya, seperti budaya, sejarah, dan kritik sosial. 

Sinopsis Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berkisah tentang seorang anak muda bernama Ajo Kawir yang digambarkan sebagai pemuda nakal dan merepotkan.

Alkisah, Ajo Kawir dan temannya Si Tokek, mengintip tragedi pemerkosaan seorang wanita sakit jiwa oleh dua petugas polisi. Mereka mengintip kejadian itu melalui lubang di jendela, namun ulah mereka ketahuan saat salah satu dari mereka terpeleset dan jatuh.

Tokek tersebut berhasil kabur sendiri, namun sayangnya Ajo Kawir berhasil ditangkap oleh dua orang polisi. Tak kuasa melawan, Ajo Kawir langsung diseret ke dalam gubuk tempat berlangsungnya aksi dua polisi tersebut. Ajo Kawir dipaksa menjadi saksi pemerkosaan dan bahkan diajak untuk ikut bergabung, sembari ditodong  pistol yang diarahkan ke kepala Ajo Kawir.

Seketika Ajo Kawir merasa bingung dan kalut ketika menghadapi situasi darurat dan mendesak itu. Karena terlalu panik dan takut, “burung” Ajo Kawir tidak bergerak, karena melihat apa yang terlihat di depannya.

Mengetahui situasi ini, kedua polisi itu langsung mencemooh dan menghina Ajo Kawir, dengan anggapan bahwa dia adalah orang yang lemah dan tidak berguna.

Pada akhirnya, Ajo Kawir dibebaskan oleh dua orang polisi dan dibiarkan pergi. Sejak kejadian itu, sekarang “Burung” Ajo Kawir  tidak bisa “bangun” lagi dan memilih untuk tertidur.

Ajo Kawir terluka oleh “burung” yang tidak berguna lagi. Ajo Kawir menggunakan berbagai cara untuk membangunkan dan membangunkan “burung” miliknya. Mulai dari cara yang enak hingga cara yang menyakitkan, Ajo Kawir mencoba membangunkan “burung” miliknya.

Namun, sang “burung” masih memilih diam dan tidak bergeming sedikitpun. Berita perihal “burung” Ajo Kawir sudah menjadi bahan olok-olokan dan tersebar kemana-mana.

Di lubuk hatinya, Ajo Kawir masih berkeyakinan bahwa  “burung” miliknya dapat berfungsi kembali suatu saat nanti. Kemudian Ajo Kawir memilih untuk melampiaskan rasa frustrasinya dengan cara berkelahi dan membuat onar.

Bersama Si Tokek, Ajo Kawir kerap berkelahi dan menghajar siapapun tanpa rasa takut. Oleh karena itu, ia ia terkenal sebagai biang onar yang ditakuti oleh semua orang, tanpa ada yang mmengetahui bahwa ada “burung” yang tertidur lelap di dalam dirinya.

Singkat cerita, Ajo Kawir bertemu seorang gadis bernama Iteung lalu mereka pun saling jatuh cinta. Mereka kemudian berpacaran dan Iteung meminta Ajo untuk segera menikahinya.

Namun, Ajo menyimpan keraguan atas permintaa Iteung. Mengingat “burung” miliknya yang belum juga bisa bangun. Seiring berjalannya waktu, Iteng akhirnya mengetahui kondisi masa lalu Ajo Kawir dan bersedia untuk dinikahi olehnya.

Tak disangka, Iteung ternyata menyimpan kenangan masa lalu yang pahit. Ia pernah menjadi korban pelecehan seksual yang menorehkan luka batin pada dirinya. Kehidupan pernikahan Iteung dan Ajo Kawir ternyata tidak mudah untuk dijalani.

Tak lama kemudian, akhirnya Iteung hamil. Anak yang ada dalam kandungannya sudah dipastikan bukan anak Ajo Kawir. Ajo merasa marah dan melampiaskan dendamnya semenjak saat itu. Bahkan ia sempat masuk penjara atas apa ia perbuat selama berbuat onar.

Setelah bebas dari penjara, Ajo mulai berdamai dengan dirinya sendiri. Ia mulai menerima kondisi “burung” miliknya. Ia belajar bersabar dan menerima jika “burung” tersebut tidak akan pernah bangun lagi selama-lamanya.

Ajo memilih untuk memulai hidupnya kembali dengan menjadi supir lintas trus jawa-Sumatra. Dalam perjalanan menjadi seorang supir truk, ia kerap berkomunikasi dengan “burung” miliknya, agar kehidupannya menjadi lebih tentram dan damai.

Kelebihan Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Gaya tutur kata Eka Kurniawan dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas tidak berat seperti kaya sastra lainnya. Gayanya cenderung frontal dan blak-blakan. Eka dengan berani menulis segala seuatunya dengan vulgar, namun tidak meninggalkan kesan menjijikan.

Alur yang dibuat oleh Eka terasa ringan dan menyenangkan, kata-kata kasar di dalamnya justru menghibur dan terasa alami untuk disimak. Ceritanya pun tidak membosankan, banyak kata-kata yang dirasa menggelitik dan membuat pembaca terbahak-bahak.

Kelebihan dari Novel ini adalah pemilihan diksi yang berbeda dari novel lainnya. Eka seakan mampu menunjukkan eksistensinya melalui karya dengan gaya bercerita ceplas-ceplos dan blak-blakan. Setiap karakter diceritakan secara lugas dan tidak bertele-tele, sehingga tokoh di dalamnya terasa tidak dibuat-buat.

Selain gaya bahasanya yang ringan dan menarik, ada banyak isu sosial yang disematkan Eka dalam ceritanya. Banyak terselip posan moral mengenai  permasalahan sosial di masyarakat yang mampu menghipnotis pembaca.

Kekurangan Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Novel ini merupakan paket lengkap yang tidak membosankan untuk dibaca. Namun, karena bahasanya yang ceplas-ceplos, blak-blakan bahkan cenderung vulgar, Novel ini hanya direkomendasikan untuk pembaca 21 tahun ke atas.

Diperlukan pembaca dewasa yang bijak dan berpikiran terbuka untuk bisa menikmati alur cerita dari Novel ini, agar setiap pesan moral yang dikandung dapat diterima dan dinikmati.

Pesan Moral Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Pesan dan makna yang terkandung dalam novel ini dapat ditafsirkan secara berbeda-beda oleh setiap pembaca. Di sini ada tokoh Ajo Kawir yang pada akhirnya harus berdamai dengan keadaan.

Selain itu, tersirat bahwa kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk melampiaskan emosi dan luka yang dialami Ajo Kawir. Kekerasan dan emosi justru malah menjerumuskan Ajo Kawir pada perasaan dendam dan kehidupan tanpa kepastian.

Pada akhirnya bukanlah kedamaian yang Ajo dapatkan, namun rasa resah dan gelisah yang justru menghantui dalam setiap detik kehidupannya. 


SUMBER : https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-resensi/

 

SEREMONIAL WORKSHOP; MENYIMAK SAMBUTAN PLT KEPALA DINAS PENDIDIKAN KALTIM

HORISON - Senin, 20 Oktober 2025 pukul 14.00 wita dilaksanakan pembukaan “Workshop Perhitungan dan Pemetaan Data Kebutuhan Guru Pendidikan M...