Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan bertujuan
untuk menuntun, mengarahkan, dan membimbing anak agar dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kodratnya. Guru tidak dapat “memaksakan kehendak” agar
anak yang satu harus sama dengan anak yang lain. Setiap anak memiliki kekhasan
dan keunikan masing-masing dan guru harus menghargai setiap keunikan dan
kekhasan yang dimiliki oleh anak tersebut. Untuk mencapai tumbuh kembangnya
anak secara optimal, maka guru harus mampu memberikan asupan pengajaran yang
baik dan berfaedah bagi anak agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang
berbudaya dan beradab.
Ki
Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk meciptakan manusia yang
beradab, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama pembentukan karakter
bangsa. Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. Pendidikan dan kebudayaan harus bergerak mengikuti tututan
perubahan zaman.Kerangka dalam
perubahan pendidikan itu sendiri diantaranya adalah kodrat keadaan yang terdiri
dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan dengan sifat
dan bentuk lingkungan dimana anak itu berada. Sedangkan kodrat zaman berkaitan
dengan isi dan irama yang dapat diartikan sebagai keadaan zaman dari waktu ke
waktu. Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tindak
mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya mengubah jagung
menjadi padi. Guru hanya dapat merawat menuntun tumbuhnya kodrat itu.
Kita
sebagai guru tentunya harus bergegas beradaptasi terhadap kodrat keadaan,
semangat untuk meningkatkan kapasitas diri agar bisa menjadi pendidik yang
relevan dengan konteks murid dan perubahanzaman saat ini.
Prinsip
perubahan tersebut harus berlandaskan asas trikon yakni kontinuitas,
konvergensi, dan konsentris. Kontinuitas maksudnya adalah kita harus melakukan
dialog kritis dengan sejarah kita, kita harus menjaga nilai utama dari
masayarakat kita karena perubahan harus berakar pada identitas utama
masyarakat. Konvergensi maksudnya ialah nilai esensi dari budaya masyarakat
harus dipegang, perubahan yang dilakukan harus menuju pada suatu titik yang
memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Konsentris maksunya adalah Pendidikan harus
memanusiakan dan memperkuat kemanusiaan dan tetap menghargai keragaman yang ada.
Selanjutnya
diera globalisasi saat ini, murid harud memiliki kecakapan berpikir kritis
dalam merespon dan menerima informasi, pengarus global harus disaring dan
diseleksi agar selaras dengan nilai-nilai, norma, dan konteks budaya serta
kearifan lokal. Hendaknya pendidik untuk tetap terbuka melakukan
berbagai pembaharuan tetapi tetap harus waspada terhadap perubahan yang terjadi.
Setelah membaca filosofi pemikiran Ki Hajar
Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran saya menjadi sadar bahwa selama ini
saya masih belum optimal dalam menuntun anak didik saya. Oleh karena
itu, melalui pendidikan yang akan saya dapatkan di Program Guru Penggerak nantinya
saya akan berupaya dan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
pendidikandan pengajaran yang sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar
Dewantara.
Jika
Saya memandang diri saya sebagai pembelajar (guru) dengan melakukan perubahan
sesuai perkembangan zaman. Saya juga harus mengasah kompetensi pedagogik,
profesional, sosial, dan kepribadian saya sebagai guru sehingga saya
benar-benar menjadi pemimpin pembelajaran seutuhnya. Namun hal yang terpenting
yang harus saya lakukan sebagai seorang guru adalah Memberikan contoh yang baik
jika berada di depan “ing ngarso sung tuladha’ Kemudian Memberikan semangat
kepada murid jika berada di tengah-tengah “ing madya mangun karsa” lalu Memberikan
motivasi dan dorongan jika berda di belakang “ tut wuri handayani”. Selai itu
saya juga harus selalu melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik. saya harus menempatkan diri sebagai among atau
pembimbing, penasehat, pemberi motivasi dan penuntun segala kodrat anak. Selain
itu juga saya harus tulus ikhlas mendidik anak sehingga anak menguasai
kompetensinya untuk bekal hidupnya di masyarakat.
Kemudian,
jika saya memandang diri saya sebagai pemelajar (murid) maka saya tidak boleh
merasa puas dengan ilmu yang saya miliki. Saya tetap terus belajar sepanjang
hayat agar ilmu yang saya miliki meningkat dan kemampuan saya terus bertambah. Saya
juga harus taat dan patuh terhadap perintah guru.
Resensi adalah pertimbangan atau atau pembicaraan tentang suatu buku atau ulasan buku. Resensi tidak hanya terbatas pada buku atau karya pustaka saja, namun juka dapat dipakai untuk mengulas karya drama, film, atau musik.
A. UNSUR RESENSI
1. Judul
Judul merupakan struktur dari resensi yang paling penting dan menentukan apakah resensi dari suatu karya itu menarik atau tidak hanya dari satu kalimat saja. Banyak kesalahan yang dibuat peresensi, yakni mereka menulis judul resensi sama dengan judul buku yang diresensi.
Jadi saat membuat resensi, terdapat dua jenis judul yang harus diperhatikan. Pertama, buatlah judul yang menarik terkait buku yang akan diresensi. Judul yang kedua adalah judul buku sebagai identitas buku yang akan diresensi. Judul buku yang satu ini tidak boleh diutak atik karena merupakan identitas dari buku tersebut.
2. Data Buku
Struktur resensi yang kedua adalah data buku. Terdapat beberapa poin penting yang harus dipenuhi untuk mencantmkan identitas buku. Poin tersebut meliputi judul buku, nama penulis buku yang diresensi, tahun terbit buku, lokasi penerbit, ketebalan buku, serta harga buku.
3. Pendahuluan
Dalam menulis suatu pendahuluan dalam suatu resensi harus bisa membua pembaca merasa tertarik. Penulis bisa membahas sesuatu yang sedang trend saat ini kemudian menghubungkan dengan judul buku yang akan dirensensi.
Buatlah diksi yang menarik dan memberikan “wow effect” agar pembaca tergelitik untuk membaca resensi yang akan dibahas. Tidak perlu terlalu panjang, cukup 1 – 2 paragraf yang membahas informasi menarik, kemukakan masalah, lalu solusi yang terdapat di buku yang akan diresensi.
Dengan begitu, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup “relate” dan pembaca tidak sadar sedang digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi bukunya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau tidak, namun resensi dinilai berhasil apabila mampu mengajak pembaca untuk ikut mengulas buku tersebut hingga tuntas.
4. Tubuh dan Pernyataan Resensi
Pada bagian tubuh atau pernyataan, inilah poin penting yang dalam suatu resensi. Di sini peresensi tidak perlu berbasa-basi, kemukakan informasi buku secara singkat, padat, dan jelas. penulisan sinopsis harus merupakan tulisan asli, bukan ulasan yang ditulis dari pihak penerbit.
Jangan terlalu banyak basa-basi pada bagian ini, karena pembaca akan bosan dan mereka tidak menemukan informasi yang mereka cari. Pada bagian tubuh, peresensi bisa mengemukakan opini mengenai buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari karya yang sedang dibahas. Sertakan pula kutipan singkat atau penggalan naskah yang dirasa menjadi selling poin dari karya tersebut.
Tolak ukur resensi yang berhasil adalah saat dimana pembaca tertarik akan resensi yang dibuat. Gaya bercerita peresensi yang informatif sekaligus persuasif bisa menjadi selling poin dari suatu resensi. Jika buku yang diresensi ternyata menarik animo masyarakat, sudah berarti resensi tersebut sudah memenuhi standar.
Jangan lupa menulis kekurangan dalam suatu resensi. Jangan takut dicekal, tuliskan opini apa adanya terkait kerangka, tinjauan buku, atau kesalahan cetak pada suatu buku. Jika sedang membahas film, kemukakan plot atau kekurangan yang sifatnya teknis. Selama kekurangan yang dikemukakan bersifat objektif dan bukan bermaksud menjelekan, opini dari peresensi penting adanya.
5. Penutup
Pada bagian kesimpulan, tuliskan dalam ringkasan karya dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Pada bagian ini, berikan diksi yang sifatnya persuasif agar pembaca tertarik dan melabuhkan hati untuk membeli karya tersebut.
B. JENIS RESENSI
Terdapat tiga jenis tujuan dari sebuah resensi berdasarkan isinya. Namun, jenis resensi ini tidak baku dan bisa diterapkan secara bersamaan dalam suatu resensi. Berikut jenis-jenis resensi yang perlu kamu ketahui.
Resensi deskriptif adalah resensi yang membahas secara detail setiap bagian atau babnya.
Resensi informatif adalah resensi yang isinya hanya berupa informasi mengenai hal penting dari keseluruhan isi buku secara umum.
Resensi evaluatif, adalah resensi yang menyajikan penilaian presensi tebtang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang buku hanya dijadikan sekilas bahkan hanya dijadikan sebagai ilustrasi.
Resensi informatif – evaluatif, yaitu resensi yang merupakan perpaduan dari dua jenis resensi tersebut. Resensi ini disamping menyajikkan semacam ringkasan buku dan hal-hal yang penting yang ada di dalam buku. Resensi ini dinilai paling ideal karena bisa memberikan laporan yang lebih lengkap dan memadai.
Resensi kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
C. TUJUAN RESENSI
membantu pembaca untuk memahami gambaran serta penilaian umum sebuah karya dengan ringkas.
Memahami kelebihan dan kelemahan karya yang akan diresensi.
memahami latar belakang serta alasan suatu karya dibuat
memberi masukan pada pembuat karya berupa kritik dan saran.
mengajak pembaca untuk berdiskusi mengenaik katrya yang diresensi
memberi pemahaman serta informasi dengan komprehensif pada pembaca, mengenai karya yang diresensi tersebut.
menguji kualitas karya dan membandingkan dengan karya lainnya.
D. MANFAAT RESENSI
1. Manfaat resensi untuk pembaca
Dengan adanya resensi, pembaca dapat mempertimbangkan sebelum membeli suatu buku. Tulisan yang dibuat yang peresensi akan memengaruhi apakah karya tersebut sesuai dengan selera dan harapan para pembaca.
2. Manfaat resensi untuk peresensi
Eksistensi : Peresensi dapat berkarya dengan mengulas suatu buku, memberikan penilaian yang objektif, serta memengaruhi pembaca agar mereka membaca buku atau karya yang diulas. Resensi merupakan media agar tulisannya dapat dikenal secara luas.
Menambah penghasilan : Peresensi akan mendapat royalti atau honor jika tulisannya dimuat di surat kabar, majalah, atau kanal berita online.
Menambah keilmuan dan kreativitas menulis : Peresensi dapat melatih kemampuan menulisnya setiap kali ia menulis mengulas suatu buku. Semakin sering peresnsi membaca buku, maka ia mampu menghafalkan dan memahami
3. Manfaat resensi untuk penulis buku
Manfaat resensi bagi penulis adalah mendapatkan umpan balik atas karya yang telah ia buat. Penilaian akan isi , kelemahan atau kelebihan atas suatu buku menjadi masukan untuk penulisan karya selanjutnya. Selain itu, resensi juga dianggap sebagai apresiasi atas karyanya, apakah diterima di masyarakat atau tidak.
4. Manfaat resensi bagi penerbit
Resensi dianggap sebagai media promosi atas suatu buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan adanya resensi buku, diharapkan buku tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas.
5. Manfaat resensi bagi media massa
Resensi merupakan bentuk nilai untuk meningkatkan pemasaran melalui media massa.
E. CONTOH RESENSI
Judul Buku : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Bagi yang ingin membaca dan memiliki novel “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” karya Eka Kurniawan, bisa mendapatkannya di Gramedia.com. Gaung novel Eka Kurniawan sepertinya sedang melambung.
Ini karena film adaptasinya cukup sukses di pasar internasional. Jika Grameds mendengar karya sastra, banyak pembaca akan langsung merasakan topik yang berat dan tidak bisa dicerna.
Nyatanya tidak selalu demikian, kini banyak nama penulis dan karya sastra mulai digandrungi anak muda. Salah satunya adalah Eka Kurniawan. Sebuah karya sastra tidak hanya mengandung narasi, tetapi juga memiliki berbagai elemen yang membantu mengkonstruksinya, seperti budaya, sejarah, dan kritik sosial.
Sinopsis Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berkisah tentang seorang anak muda bernama Ajo Kawir yang digambarkan sebagai pemuda nakal dan merepotkan.
Alkisah, Ajo Kawir dan temannya Si Tokek, mengintip tragedi pemerkosaan seorang wanita sakit jiwa oleh dua petugas polisi. Mereka mengintip kejadian itu melalui lubang di jendela, namun ulah mereka ketahuan saat salah satu dari mereka terpeleset dan jatuh.
Tokek tersebut berhasil kabur sendiri, namun sayangnya Ajo Kawir berhasil ditangkap oleh dua orang polisi. Tak kuasa melawan, Ajo Kawir langsung diseret ke dalam gubuk tempat berlangsungnya aksi dua polisi tersebut. Ajo Kawir dipaksa menjadi saksi pemerkosaan dan bahkan diajak untuk ikut bergabung, sembari ditodong pistol yang diarahkan ke kepala Ajo Kawir.
Seketika Ajo Kawir merasa bingung dan kalut ketika menghadapi situasi darurat dan mendesak itu. Karena terlalu panik dan takut, “burung” Ajo Kawir tidak bergerak, karena melihat apa yang terlihat di depannya.
Mengetahui situasi ini, kedua polisi itu langsung mencemooh dan menghina Ajo Kawir, dengan anggapan bahwa dia adalah orang yang lemah dan tidak berguna.
Pada akhirnya, Ajo Kawir dibebaskan oleh dua orang polisi dan dibiarkan pergi. Sejak kejadian itu, sekarang “Burung” Ajo Kawir tidak bisa “bangun” lagi dan memilih untuk tertidur.
Ajo Kawir terluka oleh “burung” yang tidak berguna lagi. Ajo Kawir menggunakan berbagai cara untuk membangunkan dan membangunkan “burung” miliknya. Mulai dari cara yang enak hingga cara yang menyakitkan, Ajo Kawir mencoba membangunkan “burung” miliknya.
Namun, sang “burung” masih memilih diam dan tidak bergeming sedikitpun. Berita perihal “burung” Ajo Kawir sudah menjadi bahan olok-olokan dan tersebar kemana-mana.
Di lubuk hatinya, Ajo Kawir masih berkeyakinan bahwa “burung” miliknya dapat berfungsi kembali suatu saat nanti. Kemudian Ajo Kawir memilih untuk melampiaskan rasa frustrasinya dengan cara berkelahi dan membuat onar.
Bersama Si Tokek, Ajo Kawir kerap berkelahi dan menghajar siapapun tanpa rasa takut. Oleh karena itu, ia ia terkenal sebagai biang onar yang ditakuti oleh semua orang, tanpa ada yang mmengetahui bahwa ada “burung” yang tertidur lelap di dalam dirinya.
Singkat cerita, Ajo Kawir bertemu seorang gadis bernama Iteung lalu mereka pun saling jatuh cinta. Mereka kemudian berpacaran dan Iteung meminta Ajo untuk segera menikahinya.
Namun, Ajo menyimpan keraguan atas permintaa Iteung. Mengingat “burung” miliknya yang belum juga bisa bangun. Seiring berjalannya waktu, Iteng akhirnya mengetahui kondisi masa lalu Ajo Kawir dan bersedia untuk dinikahi olehnya.
Tak disangka, Iteung ternyata menyimpan kenangan masa lalu yang pahit. Ia pernah menjadi korban pelecehan seksual yang menorehkan luka batin pada dirinya. Kehidupan pernikahan Iteung dan Ajo Kawir ternyata tidak mudah untuk dijalani.
Tak lama kemudian, akhirnya Iteung hamil. Anak yang ada dalam kandungannya sudah dipastikan bukan anak Ajo Kawir. Ajo merasa marah dan melampiaskan dendamnya semenjak saat itu. Bahkan ia sempat masuk penjara atas apa ia perbuat selama berbuat onar.
Setelah bebas dari penjara, Ajo mulai berdamai dengan dirinya sendiri. Ia mulai menerima kondisi “burung” miliknya. Ia belajar bersabar dan menerima jika “burung” tersebut tidak akan pernah bangun lagi selama-lamanya.
Ajo memilih untuk memulai hidupnya kembali dengan menjadi supir lintas trus jawa-Sumatra. Dalam perjalanan menjadi seorang supir truk, ia kerap berkomunikasi dengan “burung” miliknya, agar kehidupannya menjadi lebih tentram dan damai.
Kelebihan Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Gaya tutur kata Eka Kurniawan dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas tidak berat seperti kaya sastra lainnya. Gayanya cenderung frontal dan blak-blakan. Eka dengan berani menulis segala seuatunya dengan vulgar, namun tidak meninggalkan kesan menjijikan.
Alur yang dibuat oleh Eka terasa ringan dan menyenangkan, kata-kata kasar di dalamnya justru menghibur dan terasa alami untuk disimak. Ceritanya pun tidak membosankan, banyak kata-kata yang dirasa menggelitik dan membuat pembaca terbahak-bahak.
Kelebihan dari Novel ini adalah pemilihan diksi yang berbeda dari novel lainnya. Eka seakan mampu menunjukkan eksistensinya melalui karya dengan gaya bercerita ceplas-ceplos dan blak-blakan. Setiap karakter diceritakan secara lugas dan tidak bertele-tele, sehingga tokoh di dalamnya terasa tidak dibuat-buat.
Selain gaya bahasanya yang ringan dan menarik, ada banyak isu sosial yang disematkan Eka dalam ceritanya. Banyak terselip posan moral mengenai permasalahan sosial di masyarakat yang mampu menghipnotis pembaca.
Kekurangan Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Novel ini merupakan paket lengkap yang tidak membosankan untuk dibaca. Namun, karena bahasanya yang ceplas-ceplos, blak-blakan bahkan cenderung vulgar, Novel ini hanya direkomendasikan untuk pembaca 21 tahun ke atas.
Diperlukan pembaca dewasa yang bijak dan berpikiran terbuka untuk bisa menikmati alur cerita dari Novel ini, agar setiap pesan moral yang dikandung dapat diterima dan dinikmati.
Pesan Moral Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Pesan dan makna yang terkandung dalam novel ini dapat ditafsirkan secara berbeda-beda oleh setiap pembaca. Di sini ada tokoh Ajo Kawir yang pada akhirnya harus berdamai dengan keadaan.
Selain itu, tersirat bahwa kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk melampiaskan emosi dan luka yang dialami Ajo Kawir. Kekerasan dan emosi justru malah menjerumuskan Ajo Kawir pada perasaan dendam dan kehidupan tanpa kepastian.
Pada akhirnya bukanlah kedamaian yang Ajo dapatkan, namun rasa resah dan gelisah yang justru menghantui dalam setiap detik kehidupannya.
SUMBER : https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-resensi/