SMAN 1 KAUBUN REMBUK PROGRAM ADIWIYATA MENUJU SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN


SMANSAKA - Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan di dalam pasal 3 yang mengatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan tujuan tersebut program adiwiyata selaras dengan tujuan pendidikan nasional yakni sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan bertanggung jawab. Kelima poin tersebut menjadi program utama dalam mewujudkan sekolah adiwiyata. 

Bertolak dari UU no. 20 tahun 2003 di atas, untuk mewujudkan amanat pasal tersebut SMAN 1 Kaubun melaksanakan kegiatan Penguatan dan Pendampingan Sekolah Adiwiyata. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa 1 November 2022  di ruang Laboraturium Biologi diikuti oleh seluruh Dewan Guru, Staf, dan Karyawan. Sasaran dari kegiatan ini adalah membekali dan menguatkan pengetahuan Tenaga Pendidik dan Kependidikan tentang program sekolah adiwiyata. Sebelumnya, tepat Tujuh tahun silam SMAN  1 Kaubun sudah melaksanakan kegiatan yang sama yakni program adiwiyata melalui kemitraan atau imbasan dari SMAN 1 Sangata Utara, kala itu masa kepemimpinan Suparto dan Rubito (Kepsek) sehingga tidak dibisa dipunggkiri bahwa sebagian besar tanaman (pohon dan bunga) yang tumbuh sekarang adalah hasil dari program adiwiyata tempo dulu. Seiring berjalannya waktu dan pergantian kepsek maka program adiwiyata tersebut mandek sampai tidak mendapatkan perhatian lagi bahkan  hilang. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini selera dan gairah warga sekolah bangkit kembali. Kembali bersinergi membangun sekolah yang berwawasan lingkungan.

Tepat jam 09:40 wita kegiatan dimulai. Pemandu acara dalam kegiatan ini adalah Juandi, S.Pd. Juandi memulai acara dengan mempersilahkan kepala sekolah Sultang, S.Pd. untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya kepsek mengkonfirmasi bahwa kegiatan ini sedianya dilaksanakan tahun lalu tetapi mengingat ada kendala maka dibatalkan. "Alhamdulillah kegiatan ini bisa kita lakukan hari ini karena beberapa kali diundur dan dibatalkan, termasuk tahun lalu karena sesuatu dan lain hal. Harapan saya semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua dalam membangun sekolah SMAN 1 Kaubun menjadi Sekolah Adiwiyata, sekolah hijau yang ramah lingkungan. Terimakasih kepada Ibu Endang dan team serta bapak Ibu Dewan Guru yang selalu mendukung kegiatan ini, semoga kegiatan ini berjalan lancar dan mendapatkan hasil sesuai yang kita harapkan". Sambut Sultang.

Team Adiwiyata Nasional Endang Sulistyowati bersama dua orang anggotanya Arvina dan Romindo hadir di tempat kegiatan sekitar jam 09:20 wita sedikit lebih lambat dari jadwal yang telah ditentukan. Kegiatan ini sedianya dilaksanakan jam 08.00 wita, hal ini terjadi karena ada kendala tekhnik diperjalanan. Meskipun demikian, tidak mematahkan semangat Endang dan peserta untuk memulai kegiatan. 

Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga atau komunitas yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Komunitas ini berkiprah pada pendidikan lingkungan hidup. Mereka memberikan pendidikan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah khususnya sekolah di Kutai Timur dan bekerjasama dengan  Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kelompok ini memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan dan pelatihan tetang lingkungan khusunya lingkungan Sekolah Adiwiyata tujuannya adalah membina siswa-siswi sebagai generasi penerus agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidup sehingga terbentuk karakter cinta lingkungan dan cinta tanah air. 

Karena komunitas tersebut memiliki sumberdaya manusia yang mpuni maka diberikan kepercayaan oleh KemenLHK dan lembaga lain yang relevan. Dalam melaksanakan tuganya komunitas ini mencari mitra dukungan dari pihak tertentu untuk memfasilitasi programnya, misalnya perusahaan-perusahaan sekitar. Memang komunitas ini awalnya melakukan programnya secara mandiri tetapi lambat laun mendapatkan dukungan dari pemerintah dan stake holder. Ketika ditanya kenapa Kutai Timur menjadi salah satu daerah yang dikunjungi? Endang menjawab "Karena daerah Kutai Timur memiliki potensi dan sumberdaya yang luar biasa untuk dikembangkan, khususnya SMAN 1 Kaubun. 

Endang Sulistyowati menjelaskan "SMAN 1 Kaubun memiliki potensi yang luar biasa bagusnya, lahan ada, siswa banyak, dan guru-guru memiliki potensi yang laur biasa.  untuk itu, kami melakukan pendampingan dalam rangka merapikan baigamana melakukan manajemen lingkungan sekolah yang baik untuk mewujudkan sekolah yang rapih, dan menyenangkan. Jadi, potensi sekolah bagus, terutama guru-gurunya, saya senang sekali, semangat bangat guru-urunya. Harapan saya semua bisa bersinergi menyusun program baru. Program guru yang dibuat segera disampaikan kepada murid-murid atau perwakilan siswa, setelah itu masukan siswa apa? lalu disenergikan. Insya  Allah jika dilakukan itu SMAN 1 Kaubun akan menjadi sekolah adiwiyata. Kami akan mengusahakan SMAN 1 Kaubun didaftarkan di provinsi sebagai sekolah adiwiyata,  akan kami dampingi, untuk melengkapi syarat yang diminta. sehingga jika sekolah sudah menjadi sekolah adiwiyata berikutnya ke nasional. Dinasional itulah kita diminta untuk mengimbaskan ke sekolah lain artinya melakukan pembinaan kesekolah tetangga sekitar boleh SD, SMP dan SMA lain, sampai kesekolah adiwiyata Mandiri. Kami sangat terbuka, jika mau membangun komunikasi  dengan Endang dan kawan-kawan, saya senang sekali jika ada guru-guru yang luar biasa punya ide bagus itu perlu kita wadahi". Jelas beliau.

Dia Menambahkan "Untuk mewujudkan sekolah hijau atau adiwiyata tentu perlu adanya tindakan kolektif dan kolaboratif serta sadar lingkungan yang ditanamkan dalam diri setiap warga sekolah mulai kepala sekolah, dewan guru, staf, dan kariyawan serta seluruh siswa-siswi. Tenaga Pendidik dan Kependidikan sebagai contoh dan panutan peserta didik. semua warga sekolah harus bersinergi. Jika murid-murid menanam maka guru-guru juga harus ikut menanam bukan sekedar menyuruh dan memerintah". Tegas Endang.

Dalam kegiatan pendampingan dan penguatan sekolah adiwiyata ini  ada lima program yang dipilih melalui rembukan untuk segera ditindaklanjuti adalah sebagai berikut; (1) Program kebersihan, program ini mencakup kebersihan WC, ruang kelas, ruang guru, halaman, taman, kantin, drainase, dan tempat pembuangan akhir sampah atau TPA. Program ini dikomandai oleh Sukardi, S.Pd. selaku koordinator 9K. (2) Program pengolahan sampah, mencakup pemilahan sampah  organik dan  nonorganik, mendaur ulang sampah menjadi barang yang berharga misalnya, membuat kompos, membuat pot bunga dari botol plastik atau ban bekas, membuat tas, kotak tissu, dll. Program ini dipandu oleh Tasrif, S.Pd. selaku koordinator kurikulum. (3) Program penghijauan, mencakup penanaman bunga, pohon buah, membuat taman kelas, menanam toga, tanaman hiroponik, penataan tanaman kolam, dan membuat taman baca hijau. Program ini dinahkodai oleh Juandi, S.Pd. selaku waka kurikulum. (4) Program konservasi air, mencakup program penghematan air, pengadaan air bersih (water treatment), membuat resapan air, pengadaan tandon penampung air hujan, dan pengadaan sumur boor. program ini dipinpin oleh Sugihartini, S.Pd. selaku Ka. TU. (5) Konservasi energi, meliputi program hemat energi, jalan santai, ventilasi udara, dan pengaturan pemanfaatan energi. Program ini dibawahi oleh Nurul Herlina, S.Pd. Selaku wali kelas X IPA 1. 

Kegiatan Penguatan dan Pendampingan berjalan kurang lebih empat jam dan berakhir pukul 15.30. Diakhir kegiatan dilakukan foto bersama. Hasil dari kegiatan ini, disamping pengetahuan dan pemahaman tentang sekolah adiwiyata terbentuk pula jenderal lapangan atau ketua umum program dan koordinator-koordinator bidang seperti yang sudah dipaparkan di atas. Sedang ketua umum program ini adalah Puju Subuh Handoko, S.Pd. selaku waka kesiswaan. 

Dasar hukum dari kegiatan ini adalah Permen LHK no. P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) dan Permen LHK no. P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata serta PERKABADAN P2SDM no. P1/P2SDM/SET.II/SDM.2/6/2022 tentang Tatacara Penilaian Calon Sekolah Adiwiyata. Dasar hukum tersebut mengamanatkan akan pentingnya gerakan peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah. Hal ini terwujud jika ada aksi kolektif, secara sadar, suka rela, berjenjang yang berkelanjutan dan dilakukan oleh warga sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.

Pemenuhan kriteria sekolah adiwiyata pelaksanaan gerakannya melalui pembelajaran pada mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan pembiasaan diri yang mengintegrasikan penerapan program di sekolah. Misalnya kebersihan, fungsi sanitasi dan drainase, pengolahan sampah, penanaman atau pemeliharaan pohon dan bunga serta tanaman, konservasi air, konservasi energi, dan inovasi. Adapun kriteria penilain sekolah adiwiyata adalah jenjang kabupaten kota minimal nilai 70 dan minimal 12 bulan sudah melaksanakan program adiwiyata sedangkan jenjang provinsi minimal nilai 80 dan minimal 24 bulan sudah melaksanakan program adiwiyata. 

Adiwiyata selaras dengan kurikulum merdeka dengan prinsip program berpusat pada siswa, kontekstual, esensial, dan akuntabel. Ada tujuh program yang dipilih dalam adiwiyata diantaranya gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, berbhinekaan global, bangunlah jiwa raganya, suara demokrasi, rekayasa dan tekhnologi membangun NKRI, dan kewirausahaan. Tema-tema tersebut harus diperhatikan pada pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development goals/SDGs.

Besar harapan penulis khusunya dan kita semua umumnya semoga program sekolah adiwiyata di SMAN 1 Kaubun dapat diterapkan dengan baik sehingga potensi yang ada dapat kelola dan di manfaatkan dengan baik pula. Tentu untuk mewujudkan itu semua perlu ada sinergitas antara pikiran, tenaga, dan anggaran. Melaui anggaran sekolah (Bosda dan Bosnas) maupun anggaran lain yang sifatnya tidak mengikat karena program tanpa anggaran adalah omong kosong dan logika tanpa logistik  adalah anarkis. Pastinya program adiwiyata ini akan terwujud hasilnya jika dasarkan pada perencaan, tindakan, evaluasi, dan tindak lanjut, disamping itu yang lebih utama adalah kolektifitas, transparansi, dan sinergitas. 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENEMUKAN IDE POKOK DAN PERMASALAHAN DALAM ARTIKEL MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF

IKHTIAR MENINGKAT MUTU PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROV. KALTIM ADAKAN WORKSHOP KEPALA SEKOLAH DAN GURU JENJANG SMA SE-KABUPATEN KOTA

MERDEKA BELAJAR MENUJU PENDIDIKAN BERKUALITAS ; KONFERENSI KERJA PGRI CABANG KAUBUN 2024/2026